"Akibatnya anak-anak sering berkumpul dan bermain ke
luar rumah tanpa pengawasan ketat, termasuk apakah mereka melakukan protokol
kesehatan dengan memakai masker dan menjaga jarak, saat bermain di luar
rumah," sebut pimpinan Komisi X dari Fraksi PKB itu.
Huda menilai dengan sekolah tatap muka, maka gerak-gerik
anak justru dapat dikontrol. Mereka di sekolah bisa berinteraksi dan
mendapatkan bimbingan langsung dari guru maupun teman, tentang bagaimana harus
beradaptasi dengan kebiasaan baru di kala pandemi.
Baca Juga:
Gubernur Jabar Usul Sekolah Libur Sabtu, Belajar Hanya Sampai Jumat
"Para siswa pun bisa mempraktikan secara langsung
bagaimana harus memakai masker dengan benar, bagaimana harus menjaga jarak,
bagaimana membiasakan diri untuk cuci tangan dan praktik-praktik baik
lainnya," tutur Huda.
Kendati demikian, upaya mewujudkan sekolah sebagai zona aman
Covid-19 bagi anak harus dipersiapkan dengan matang. Begini skenario usulan
Huda.
"Mulai dari skenario berangkat dan pulang sekolah,
pembatasan jam sekolah, pembatasan ruang kelas, daftar item sarana-prasarana
yang harus disiapkan sekolah, hingga tuntasnya vaksinasi guru dan tenaga
kependidikan," paparnya.
Baca Juga:
MK: Wajib Belajar Dasar Harus Gratis, Termasuk di Sekolah Swasta
Terakhir, Huda juga melihat sudah saatnya ada perubahan cara
pandang terhadap siswa sekolah, yang selama ini kerap dipandang sebagai objek
program penanganan Covid-19. Dia mengusulkan agar siswa justru dijadikan agen
untuk mengkampanyekan hidup sehat dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Apalagi saat ini pemerintah sudah menyatakan remaja
usia 12-18 tahun, yang ini rata-rata usia sekolah, juga bakal menjadi sasaran
vaksinasi Covid-19. Tentu para siswa bisa dijadikan sebagai duta
kampanyenya," pungkasnya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.