Dengan diubahnya CN-235, Malaysia mempunyai kemampuan patroli maritim lebih jauh lagi daripada menggunakan kapal perang.
"TUDM merancang untuk memperolehi enam buah pesawat MPA secara keseluruhannya. Untuk permulaan, perolehan dua buah pesawat MPA sedang berjalan, dengan proses TDE telah pun selesai dan sedang menunggu kelulusan untuk memasuki fase proses tender," ujar Panglima TUDM Jeneral Tan Sri Ackbal Abdul Samad seperti dikutip dari Defence Security Asia, Kamis 14 Oktober 2021.
Baca Juga:
Hujan Petir Bukan Masalah! Begini Cara Pesawat Modern Tetap Aman di Udara
Tapi biaya banyak harus dikeluarkan Malaysia untuk mengubah menjadi MPA.
Malaysia sampai harus meminjam dana dari "Maritime Security Initiative" (MSI) pemerintah Amerika Serikat lantaran biaya konversi sangat mahal.
PT DI juga harus bekerja sama Integrated Surveillance and Defense, Inc, AS untuk mengonversi CN-235 Malaysia ke tipe MPA.
Baca Juga:
Perjuangan Tekan Harga Tiket Pesawat Diungkap Menhub Budi Karya
Integrated Surveillance and Defense, Inc diwajibkan menyuplai perangkat Mission Management Systems.
Salah satu perangkatnya ialah FLIR (Forward Looking Infra Red).
Kemudian ada Belly Radome yang mampu berputar 360 derajat untuk menyapu area sejauh 200 NM.
Kegunaan Belly Radome tersebut untuk mendeteksi semua pergerakan di area seluas 200 NM tersebut.