"Temuan kami menunjukkan bahwa Kamo’alewa kemungkinan besar merupakan pecahan dari permukaan Bulan yang memiliki keterkaitan langsung dengan kawah yang dikenal jika skenario kami terbukti benar," ungkap Michel.
Michel menjelaskan bahwa orbit Kamo’alewa tidak stabil. Tim mencocokkannya dengan kawah yang relatif muda, diperkirakan berusia antara satu hingga 10 juta tahun.
Baca Juga:
Fenomena 'Bulan Kedua' di Bumi! Asteroid 2024 PT5 Hebohkan Netizen
"Kemudian kami juga mempertimbangkan agar kawah tersebut tidak terlalu besar, sehingga dapat menghasilkan fragmen dengan ukuran serupa Kamo’oaelewa," tambahnya. "Kandidat yang paling sesuai adalah Giordano Bruno, yang memenuhi kedua kriteria tersebut."
Model dampak yang digunakan oleh tim juga memberikan gambaran tentang ukuran proyektil ruang angkasa yang diperlukan untuk membentuk kawah bulan yang memiliki lebar hampir 14 mil dan menghasilkan quasi-moon-nya.
Mereka memperkirakan bahwa asteroid yang menabrak Bulan harus memiliki lebar sekitar 1 mil (1,6 kilometer) untuk membentuk kawah Giordano Bruno dan melepaskan Kamo’alewa.
Baca Juga:
Jangan Lewatkan, Purnama Raksasa Blue Moon Siap Pukau Dunia Malam Ini
Jika sebuah asteroid sebesar itu menabrak Bumi, itu akan melepaskan energi sekitar setara dengan detonasi bom satu juta megaton.
Temuan ini juga memberikan dampak pada pemahaman kita tentang populasi NEO di sekitar Bumi. Ilmuwan menduga bahwa sebagian NEO mungkin terbentuk dari dampak di Bulan atau di objek tata surya lainnya.
"Walaupun sebagian besar NEO berasal dari sabuk asteroid utama di antara Mars dan Jupiter, sebagian kecil dari mereka dapat berasal dari Bulan atau sumber lainnya," kata Michel.