Sejauh ini, baik NASA maupun Jyothi belum terlacak mengaitkan kiamat internet itu dengan angka 2025. Dari mana prakiraan waktu itu?
Dikutip dari situs NOAA, angka 2025 itu muncul sebagai prakiraan puncak Siklus Matahari [ke-] 25 (Solar Cycle 25). Siklus ini sendiri terhitung sejak 1755.
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
"Ketua bersama NOAA/NASA, panel internasional untuk memprediksi Siklus Matahari 25 merilis perkiraan terbaru mereka untuk Siklus Matahari 25."
"Konsensus perkiraan: puncaknya pada Juli, 2025 (+/- 8 bulan), dengan angka bintik matahari yang diperhalus (SSN) dari 115. Panel sepakat bahwa Siklus 25 akan memiliki intensitas rata-rata dan serupa dengan Siklus 24," demikian keterangan NOAA.
Doug Biesecker, ketua panel dan fisikawan di Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA, mengatakan kekuatan siklus Matahari tergantung pada kecepatan peningkatan aktivitasnya.
Baca Juga:
Badai Matahari yang Akan Terjadi Bisa Mengganggu Internet dan Listrik
"Meskipun kami telah melihat peningkatan yang stabil dalam aktivitas bintik matahari tahun ini, itu lambat," ujar dia.
Panel memiliki keyakinan tinggi bahwa Solar Cycle 25 akan mematahkan tren melemahnya aktivitas Matahari selama empat siklus terakhir.
"Kami memperkirakan penurunan amplitudo siklus Matahari, dilihat dari siklus 21 hingga 24, telah berakhir," kata Lisa Upton, ketua panel dan fisikawan di Space Systems Research Corp.