WahanaNews.co, Jakarta - Coldplay menyumbangkan sebuah kapal pembersih sungai bernama Interceptor ke Indonesia untuk membersihkan Sungai Cisadane, Tangerang.
Band asal Inggris ini sebelumnya menggelar konser pertama mereka di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/23).
Baca Juga:
Ghisca dan Denisa, Jejak Mahasiswi Penipu Tiket Konser Coldplay di Jakarta
Kapal pembersih sungai tersebut merupakan hasil kerja sama dengan organisasi non-profit The Ocean Cleanup.
"Pada 2021 Kami bersama-sama meluncurkan Interceptor 005 alias Neon Moon I di Malaysia. Sekarang, kami kembali menyatukan kekuatan lagi untuk mendukung Interceptor 020 alias Neon Moon II yang akan segera diluncurkan di Sungai Cisadane, Indonesia," kata narasi video yang diunggah The Ocean Cleanup di kanal YouTube mereka pada Kamis (16/11/23).
"Terima kasih Coldplay untuk dukungan yang terus-menerus," tambahnya.
Baca Juga:
Tipu-tipu Tiket Konser Coldplay Ala Mahasiswi Cantik hingga Raih Rp1,2 Miliar
Kapal pembersih yang disumbangkan Chris Martin dkk. tersebut berjenis Interceptor Original. The Ocean Cleanup sendiri memiliki dua model kapal pembersih, yakni Interceptor Interceptor Original dan Interceptor Tender.
Selain itu, mereka juga punya dua perangkat penunjang, yaitu Interceptor Barrier dan Interceptor Barricade.
Neon Moon II bukan kapal pembersih sungai pertama yang hadir di Indonesia. Pada 2018, The Ocean Cleanup meluncurkan Interceptor 001 di Kali Cengkareng.
Namun, Neon Moon II disebut lebih canggih karena memiliki teknologi terkini dari Interceptor Original 3.0.
Dikutip dari laman The Ocean Cleanup, Interceptor Original adalah sistem penghalang dan conveyor yang memusatkan dan mengekstrak plastik dari sungai.
Jalur aliran sungai disebut tidak akan terganggu karena kapal menggunakan desain katamaran, yang memungkinkan plastik mengalir bebas ke dalam alat dan air terus mengalir mengikuti arus.
Penghalang pada Interceptor memusatkan puing-puing saat mengapung bersama arus dan mengarahkannya ke sabuk konveyor yang dapat ditembus.
Pada titik ini, sampah dipindahkan ke atas sabuk ke perangkat ulang-alik otomatis yang mendistribusikan sampah di antara salah satu dari enam kontainer yang terletak di tongkang yang terpisah.
Setelah penuh, tongkang ditukar, dan sampah dipindahkan ke fasilitas pengelolaan sampah setempat.
Interceptor tidak memerlukan bahan bakar yang berpolusi dan mahal karena menggunakan tenaga surya. Dengan demikian, kapal pembersih sungai ini punya biaya operasional yang efisien dan kebutuhan tenaga kerja yang minimal untuk aktivitasnya.
[Redaktur: Sandy]