Baru-baru ini, terdapat sebuah sistem pemerasan otomatis menggunakan robotika dan lingkungan terkontrol untuk memaksimalkan hasil ekstraksi bisa.
Metode ini untuk meminimalisasi campur tangan manusia. Produksi ekstrak bisa kalajengking juga dilakukan di Brasil.
Baca Juga:
Jangan Tertipu Rasa Manisnya! Vape Sekali Pakai Ternyata Lebih Beracun dari 20 Bungkus Rokok
Bahkan di kawasan yang dipenuhi spesies kalajengking langka itu terdapat peternakan khusus dan fasilitas untuk ekstraksi bisa, terutama dari Tityus serrulatus yang dikenal dengan bisa neurotoksiknya.
India dan Asia Tenggara juga berkontribusi pada permintaan global untuk bisa kalajengking, dengan spesies seperti Heterometrus swammerdami yang dibesarkan secara komersial untuk pengumpulan bisa.
Beberapa kultur pengobatan telah menggunakan bisa kalajengking selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit alami.
Baca Juga:
176 Warga Cianjur Keracunan, Pemkab Tetapkan KLB dan Lakukan Investigasi MBG
Meskipun masih dalam eksplorasi, beberapa komponen dari bisa tersebut menunjukkan potensi dalam mengelola nyeri kronis.
Di dalam bisa mematikan kalajengking tersebut, terdapat banyak komponen yang berguna yang membantu mengembangkan obat-obatan terobosan.
Klorotoksin, misalnya, memiliki ukuran yang sempurna untuk berikatan dengan sel kanker tertentu di otak dan tulang belakang yang membantu mengidentifikasi ukuran dan lokasi tumor dengan spesifik.