WahanaNews.co | Pada 14 April, kabar muncul dari Israel, ketika mereka telah melakukan uji tembak senjata lasernya, yang bernama Iron Beam.
“Kami berhasil mencegat drone, rudal dan sistem artileri pada saat pengujian”, kata Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, kutip Defence View.
Baca Juga:
Kerap Diserang Israel, PBB Sebut Argentina Jadi Negara Pertama Tarik Pasukan dari UNIFIL
Teknologi laser adalah salah satu teknologi paling mutakhir dalam militer saat ini. dibuktikan dari antusiasme berbagai negara yang berlomba-lomba mengembangkan “senjata” ini.
Bukan hanya mematikan, melainkan mumpuni dalam berbagai hal, jarak target, biaya penggunaan dan banyak lagi.
“penggunaan laser adalah “game changer” dan teknologinya mudah dioperasikan dan terbukti layak secara ekonomi”, kata Brigjen Israel Jenderal Yaniv Rotem kepada Times of Israel.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Layak secara ekonomi maksudnya adalah biaya operasionalnya, diketahui bahwa biaya untuk sekali tembak senjata laser Israel hanya 3.50 dolar per tembakan, kutip Defence View.
Menurut Kementerian Pertahanan Israel, “kita adalah salah satu negara pertama di dunia yang berhasil mengembangkan teknologi laser”.
Menurut Times of Israel awalnya, Israel ingin menerapkan sistem ini pada tahun 2024, tetapi militer mendorong untuk melakukannya secepat mungkin.
Mereka khawatir sistem pertahanan udara yang dimiliki Israel saat ini akan kehabisan amunisi, sebut saja Iron Dome dan sistem lainnya.
Mengingat konflik dengan Gaza yang menembakkan rudal mau ancaman drone dan rudal jarak jauh dari Lebanon oleh Hizbullah dan proksi Iran lainnya.
“Hizbullah diyakini memiliki persenjataan sekitar 130.000 roket, rudal, dan sistem artileri, yang diyakini akan digunakan melawan Israel dalam perang di masa depan”, menurut Times of Israel.
“Sementara itu, di Gaza, Hamas dan Jihad Islam Palestina “masing-masing diyakini memiliki ribuan roket dan sistem artileri.
Mereka juga sudah terbiasa dalam menggunakan serangan pesawat tak berawak dalam beberapa tahun terakhir”, tambah surat kabar tersebut.
Amunisi konvensional sudah tidak relevan dengan sistem modern
Mengambil contoh di perang Rusia dengan Ukraina, Kyiv bertahan belawan serangan dahsyat Kremlin menggunakan sistem S-300.
Di mana sistem pertahanan udara ini efektif menghalau pesawat-pesawat maupun rudal ke-permukaan pasukan Putin.
Masalahnya terdapat pada sasaran C-RAM (counter-roket, artileri, mortir) dan C-UAS (sistem pesawat tak berawak).
Nyatanya taktik serangan menggunakan platform di atas sudah semakin sering digunakan di perang-perang modern, dan tak terkecuali di Ukraina.
Biaya yang dikeluarkan per-tembakan pencegat kinetik seperti S-300 tidak seimbang melawan platform yang lebih murah seperti drone, kutip The Drive.
Sistem energi terarah (laser) akan menjadi solusi pada masalah biaya ini, mengingat Iron Beam Israel hanya mengeluarkan 3.50 dolar per tembakan. [qnt]