WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sejumlah kota di berbagai belahan dunia diprediksi akan lenyap sebelum akhir abad ini.
Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) memperingatkan bahwa mencairnya lapisan es di Antartika dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut hingga 3-3,6 meter pada tahun 2100.
Baca Juga:
Semangat Baru di Balik Apel Gabungan Pemerintah Kota Padangsidimpuan
Para ahli menyatakan bahwa potensi tenggelamnya kota-kota besar ini sangat kecil, tetapi bukan sesuatu yang mustahil terjadi.
“Meski kecil, kemungkinan itu tetap ada,” kata William Sweet, pakar kelautan dari NOAA.
Mengutip laman exploredplanet pada Senin (25/11/2024), berikut adalah kota-kota yang diperkirakan akan tenggelam dalam 30 tahun mendatang:
Baca Juga:
Tingkatkan Sinergitas, Kajari Gunungsitoli Coffee Morning Bersama Pemerintah Kabupaten Kota
1. Charleston, South Carolina, Amerika Serikat
Charleston diprediksi akan mulai tenggelam pada tahun 2050. Selama 100 tahun ke depan, sekitar 64.000 penduduknya diperkirakan akan menghadapi ancaman banjir pesisir.
Laporan dari Charleston City Paper menyebutkan bahwa kota ini bisa berubah menjadi "kota hantu setengah tenggelam" pada pertengahan abad ini.
Jika permukaan laut naik hingga 3,6 meter, lebih dari 75 persen wilayah Charleston diproyeksikan berada di bawah air.
2. Miami, Florida, Amerika Serikat
Miami juga menjadi salah satu kota yang diperkirakan akan tenggelam sebelum abad ini berakhir.
Dalam 30 tahun ke depan, sekitar 12.000 rumah di area Pantai Miami terancam terkena banjir, menurut laporan Union of Concerned Scientists pada 2018.
Nilai properti yang terdampak diperkirakan mencapai USD 6,4 miliar (sekitar Rp101,8 triliun).
Penduduk Miami-Dade dan Broward memiliki risiko lebih tinggi terkena dampak kenaikan permukaan laut dibandingkan wilayah lainnya.
Kenaikan air laut ini begitu serius sehingga diperlukan langkah seperti meninggikan bangunan. Pada akhir abad ini, diperkirakan Miami akan menghadapi banjir besar secara rutin.
3. Venesia, Italia
Venesia menghadapi penurunan tanah hingga kurang dari satu inci per tahun.
Pada tahun 2003, pemerintah Italia memulai proyek pembangunan penghalang banjir untuk melindungi kota ini.
Namun, proyek tersebut, yang diperkirakan menelan biaya USD 6,5 miliar (sekitar Rp103,4 triliun), hingga kini belum selesai meski ditargetkan rampung pada 2011.
Akibatnya, penduduk dan wisatawan di Venesia baru-baru ini mengalami banjir terburuk dalam satu dekade terakhir.
4. Jakarta, Indonesia
Jakarta diprediksi akan tenggelam pada tahun 2050. Banjir besar yang melanda kota ini pada 26 April 2019 menjadi peringatan nyata akan ancaman tersebut.
Kota ini mengalami penurunan tanah hampir 7 inci setiap tahun akibat eksploitasi air tanah secara berlebihan.
Jika situasi ini berlanjut, sebagian besar wilayah Jakarta diperkirakan akan tenggelam dalam waktu kurang dari 30 tahun.
5. Dhaka, Bangladesh
Banjir di Dhaka, Bangladesh, pada 12 Juli 2019, menunjukkan kerentanan kota ini terhadap ancaman tenggelam.
Sayangnya, kota ini tidak memiliki sistem drainase yang memadai untuk menangani volume air hujan yang besar. Menurut The New York Times, meskipun Bangladesh hanya berkontribusi 0,3 persen terhadap emisi global, negara ini menghadapi ancaman besar akibat kenaikan permukaan laut.
Diperkirakan pada 2050, sekitar 17 persen wilayah negara tersebut akan terendam air laut, menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
6. Bangkok, Thailand
Bangkok mengalami penurunan tanah lebih dari 1 sentimeter setiap tahun dan berisiko terendam di bawah permukaan laut.
Menurut laporan dari The Guardian, situasi ini diprediksi akan semakin parah pada 2030.
Untuk mengurangi dampak banjir, kota ini telah mengambil langkah-langkah serius, termasuk pembangunan taman seluas 11 hektar yang dirancang untuk menampung hingga 1 juta galon air hujan selama musim hujan, yang sering membawa banjir besar.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]