WAHANANEWS.CO, Jakarta - Langit malam selama bulan Juni 2025 akan dihiasi sejumlah fenomena astronomi menarik yang dapat disaksikan dengan mata telanjang.
Dari konjungsi planet, bulan purnama, hingga hujan meteor, seluruh peristiwa ini menjadi suguhan langit yang sayang untuk dilewatkan.
Baca Juga:
Fenomena Langit Tak Biasa, Pink Moon Kembali Menyapa Bumi Malam Ini
Meskipun tanpa alat bantu visual seperti teleskop, banyak dari fenomena ini tetap bisa dinikmati langsung. Namun, menggunakan teropong tentu akan memperkaya pengalaman pengamatan.
Berikut rangkuman peristiwa astronomi yang akan terjadi sepanjang Juni 2025:
1 Juni – Konjungsi Bulan dan Mars
Baca Juga:
4 Fenomena Gerhana di Tahun 2024, Simak Jadwalnya
Pada tanggal ini, Bulan dan planet Mars akan berada pada posisi asensio rektum yang sama dan tampak berdekatan di langit (appulse).
Bulan yang diterangi sekitar 33 persen akan tampak berdekatan dengan Mars (magnitudo 1,3) di rasi bintang Leo. Fenomena ini dapat dilihat tanpa alat bantu atau dengan teropong untuk hasil lebih jelas.
6 Juni – Okultasi Bulan dan Spica
Bulan akan melintasi Spica, bintang paling terang di rasi Virgo. Peristiwa ini disebut okultasi Bulan dan hanya bisa diamati dari wilayah tertentu seperti Antartika, Teritori Selatan Prancis, bagian selatan Tasmania, serta Pulau Heard dan Kepulauan McDonald.
11 Juni – Strawberry Moon
Bulan purnama di bulan Juni dikenal sebagai Strawberry Moon, nama yang diberikan oleh suku asli Amerika karena bertepatan dengan musim panen stroberi. Pada malam 11 Juni 2025, Bulan akan tampak bulat sempurna karena sepenuhnya diterangi Matahari.
19 Juni – Konjungsi Bulan dan Saturnus
Bulan dan Saturnus akan berada sejajar dalam garis asensio rektum. Bulan, dengan cahaya 47 persen, akan melintasi sekitar 3°23' di utara Saturnus (magnitudo 1,0) di rasi Pisces. Ini adalah momen yang baik untuk mengamati Saturnus dari Bumi.
21 Juni – Titik Balik Matahari Musim Panas
Fenomena ini menandai hari terpanjang dalam setahun bagi belahan Bumi utara. Pada 21 Juni 2025, Matahari akan tampak berada paling tinggi di langit utara, menciptakan waktu terang hingga sekitar 16,5 jam. Ini juga menandai awal musim panas secara astronomis.
25 Juni – Bulan Baru
Pada fase ini, Bulan berada di sisi yang sama dengan Matahari dan tidak tampak di langit malam. Ketiadaan cahaya bulan menjadikan malam itu ideal untuk mengamati objek langit redup seperti galaksi dan gugus bintang.
27 Juni – Puncak Hujan Meteor June Bootid
Hujan meteor ini aktif sejak 22 Juni hingga 2 Juli, dengan puncaknya terjadi pada 27 Juni. Meteor akan tampak berasal dari konstelasi Bootes di langit utara.
Semakin tinggi titik radian meteor di langit, semakin banyak meteor yang mungkin terlihat.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]