Pada saat yang sama, Chad Hurley dan Steve Chen juga memiliki gagasan serupa setelah mengalami kesulitan membagikan video acara makan-makan di apartemen Chen.
Urgensi untuk membuat platform semacam ini semakin kuat setelah bencana tsunami Aceh 2004. Banyak orang kesulitan mencari tayangan ulang kejadian tersebut karena belum ada website berbagi video.
Baca Juga:
Kabar Gembira! YouTube Akan Perpanjang Durasi Shorts Hingga Tiga Menit
Saat itu, internet didominasi oleh situs berbasis teks dan foto seperti Wikipedia dan Flickr. Menyadari peluang besar ini, ketiganya akhirnya meluncurkan YouTube pada 14 Februari 2005.
Namun, YouTube sempat mengalami kesulitan di awal peluncurannya. Video pertama berjudul Me at The Zoo, yang diunggah oleh Karim sendiri pada 23 April 2005, nyaris tidak mendapatkan penonton.
Untuk menarik pengguna, Karim bahkan menawarkan bayaran US$1.000 kepada perempuan berpenampilan menarik agar mengunggah video ke platform tersebut, tetapi tetap tidak membuahkan hasil.
Baca Juga:
Polisi Bongkar Penipuan Modus Like & Subscribe YouTube Dikendalikan dari kamboja
Dalam buku YouTube: Online Video and Participatory Culture (2009), disebutkan bahwa di tengah kebuntuan, tim YouTube akhirnya meniru fitur dari beberapa website populer pada masanya.
Mereka mengembangkan kolom komentar, fitur berbagi video, serta rekomendasi video relevan.
Strategi ini membuahkan hasil. YouTube berkembang pesat hingga akhirnya dibeli oleh Google pada tahun 2006 dengan harga US$1,5 miliar.