WahanaNews.co, Jakarta - Kedutaan Republik Indonesia di Australia, bermitra dengan Digital Identity Solutions, telah menyelenggarakan jejaring acara bertajuk "Unlocking Digital Insights" di Kota Sydney, Jumat, 28 April 2023 lalu.
Duta Besar Indonesia Siswo Pramono membuka acara secara dan menegaskan pentingnya acara ini demi membangun jembatan antara Indonesia dengan Australia, dihadiri 100 pelaku bisnis Indonesia.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Diantaranya, adalah kesertaan Privy, yaitu penyedia layanan Identifikasi dan tanda tangan digital pertama dan terkemuka di Indonesia yang melakukan upaya ekspansi dan penetrasi di Australia.
“Ekspansi Privy merupakan tonggak penting dalam pertumbuhan hubungan ekonomi antara kedua negara dan secara global. Ekspansi ini akan menciptakan peluang kerja baru bagi warga Indonesia dan Australia dan memperkuat hubungan antara kedua negara. Dan, yang paling penting mendorong lebih banyak inovasi dan kolaborasi di sektor digital,” ujar Siswo bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kota Sydney, Vedi Kurnia Buana, Australia, dalam siaran pers Divisi Penerangan, Sosial, dan Budaya KJRI Kota Sydney, Sabtu (6/5/2023).
Tampak ramai kesibukan pengunjung "Unlocking Digital Insights" di Kota Sydney yang diselenggaran Kedutaan Indonesia di Australia, Sabtu (28/4/2023). pensosbud.sydney, KJRI Kota Sydney, Australia] [WahanaNews.co/foto: pensosbud.sydney, KJRI Kota Syney].
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Dipastikan Pramono, perekonomian digital akan terus memainkan peran yang semakin penting dalam hubungan antara Indonesia dengan Australia.
CEO Privy, Marshall Pribadi, menjelaskan perihal verifikasi identitas digital, privasi data, dan keamanan dunia maya, serta memberikan wawasan berharga bagi bisnis Australia tentang cara merangkul pelanggan secara digital dengan cara yang mudah namun lebih aman.
“Dengan lebih dari 39 juta pengguna individu terverifikasi dan 2.800 perusahaan menggunakan Privy di Indonesia, maka menjadi mitra potensial bagi pelaku bisnis Australia yang ingin memperkuat tindakan perlindungan data pribadi mereka, dan semakin relevan dengan terjadinya kebocoran data baru-baru ini,” ungkap Marshall.