Sebanyak 14 di antaranya sudah dinyatakan buta sebelum operasi dan enam mengalami gangguan penglihatan yang parah.
Setelah operasi dilakukan, setiap orang mengalami perbaikan penglihatan. Tiga partisipan yang sebelumnya buta malah memiliki kemampuan penglihatan yang jelas, atau 20/20 vision (bisa melihat dari jarak 200 kaki), setelah operasi.
Baca Juga:
Mengembalikan Cahaya pada Mata dengan Operasi Katarak Gratis oleh Tambang Emas Martabe
"Pertama kali implan ditanam di satu pasien saya tidak dapat tidur, menantikan dokter bedah mengabarkan bagaimana hasilnya," kata Rafat. Dan ketika penglihatan berhasil dipulihkan karena cangkok kornea itu, dia menambahkan, "Luar biasa, kami mendapat hasil yang jauh melebihi harapan kami."
Karena kolagen adalah sebuah struktur protein yang minim sel, sistem imun tubuh penerimanya sejatinya tidak akan bereaksi menolak implan kornea dari kolagen babi itu.
Orang-orang dengan kornea hasil donor biasanya butuh minum obat-obatan selama beberapa tahun untuk menghindari efek peneolakan itu, sementara orang-orang dalam studi ini menggunakan tetes mata immunosuppresif selama delapan minggu.
Baca Juga:
5 Jenis Warna yang Bisa 'Mengistirahatkan' Mata Lelah
Namun, Esen Akpek dari Johns Hopkins University di Maryland, AS, menilai kornea baru itu mungkin bukanlah sebuah terobosan besar.
Menurutnya, mereka yang memiliki keratoconus memang kerap kali dapat cocok dengan lensa kontak yang disesuaikan, dan ada alternatif sebelumnya untuk donor kornea yang sudah direkayasa tapi tidak berlanjut.
"Ini tidak menyembuhkan seseorang yang tidak dapat disembuhkan dengan teknologi yang ada saat ini," kata Akpek.