WahanaNews.co, Jakarta - Kejadian alam yang tak terduga telah terjadi di Dubai, belum lama ini. Bukan hanya terjadinya badai dan banjir hebat pada 16-17 April 2024, tetapi langit yang biasanya biru sempat berubah menjadi hijau.
Meskipun beberapa wilayah terendam dalam kegelapan siang hari, yang lainnya terpesona oleh langit hijau yang luar biasa, sebuah fenomena langka yang disebabkan oleh cuaca buruk yang melanda dalam beberapa jam terakhir.
Baca Juga:
Tetap Jadi Primadona di INDEX Dubai 2024, Furnitur Indonesia Catat Transaksi USD 6,11 Juta
Seorang pengguna media sosial dengan nama X menyaksikan peristiwa ini dan menuliskan: "Saya jarang memposting, tapi hari ini langit berubah hijau dan itu terasa sangat menakutkan, seperti adegan dari film fiksi ilmiah."
Uni Emirat Arab, yang terkenal dengan padang pasirnya, mengalami curah hujan terberat yang pernah tercatat.
Bandara Internasional Dubai bahkan tergenang, menyebabkan gangguan besar pada penerbangan internasional di bandara tersibuk di dunia.
Baca Juga:
Sandiaga Optimalkan Momen Wonderful Indonesia Night Dubai untuk Promosikan Parekraf
Sejumlah orang kaya Dubai terjebak di dalam mobil mewah Rolls Royce mereka lantaran didera hujan sangat deras.
Menurut kantor berita WAM yang dikelola pemerintah, curah hujan pada hari Selasa (16/4/2024), menandai peristiwa cuaca bersejarah, melampaui semua catatan sejak pengumpulan data dimulai pada tahun 1949, sebelum era penemuan minyak di negara ini.
Curah hujan juga dilaporkan terjadi di negara-negara tetangga seperti Bahrain, Oman, Qatar, dan Arab Saudi, tetapi Uni Emirat Arab menanggung dampak terberat dari banjir tersebut.
Spekulasi muncul mengenai potensi pengaruh penyemaian awan, suatu teknik modifikasi cuaca yang melibatkan penyebaran zat ke udara untuk menyebabkan curah hujan.
Ahli meteorologi di Pusat Meteorologi Nasional dilaporkan melakukan beberapa penerbangan penyemaian awan sebelum hujan turun, dan data pelacakan penerbangan menunjukkan pesawat yang berafiliasi dengan upaya penyemaian awan UEA aktif di langit.
Meskipun beberapa laporan menyatakan adanya peningkatan curah hujan karena penyemaian awan, pernyataan yang bertentangan muncul dari sumber resmi.
The National, sebuah surat kabar berbahasa Inggris yang berbasis di Abu Dhabi, mengutip seorang pejabat anonim dari pusat meteorologi yang menyatakan bahwa tidak ada penyebaran awan yang terjadi pada hari Selasa, meskipun ada penerbangan sebelumnya.
UEA, yang bergantung pada pabrik desalinasi intensif energi untuk pasokan air, menerapkan penyemaian awan sebagai strategi untuk meningkatkan sumber daya air tanah.
Namun, konteks perubahan iklim yang lebih luas masih sangat besar, dan para ilmuwan menghubungkan peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia sebagai dampaknya.
Alasan ilmiah
Melansir bobo.gri.id, fenomena langit hijau terkadang saat terjadi badai. Langit yang biasanya biru tiba-tiba berubah menjadi hijau di tengah situasi cuaca yang sangat ekstrem.
Mungkin terdengar aneh dan sulit dipercaya, namun peristiwa ini dapat dijelaskan secara ilmiah dengan menarik.
Fenomena langit berwarna hijau saat badai terjadi karena interaksi kompleks antara cahaya matahari, atmosfer bumi, partikel-partikel di udara, dan kondisi cuaca yang ekstrem.
Biasanya, warna langit yang kita lihat sehari-hari disebabkan oleh penyebaran cahaya matahari oleh molekul-molekul di atmosfer.
Cahaya matahari sebenarnya terdiri dari berbagai warna, masing-masing memiliki panjang gelombang yang berbeda.
Saat cahaya matahari memasuki atmosfer, molekul-molekul di atmosfer menyebarkan cahaya tersebut.
Penyebaran ini cenderung lebih efisien pada warna dengan panjang gelombang pendek, seperti biru dan ungu.
Namun, penyebaran pada warna dengan panjang gelombang panjang, seperti merah, tidak selalu berjalan dengan lancar.
lebih efektif untuk panjang gelombang pendek, seperti warna biru dan ungu, daripada panjang gelombang panjang seperti warna merah.
Peran Partikel dalam Udara
Saat badai atau cuaca ekstrem terjadi, atmosfer terisi banyak partikel kecil yang beragam.
Partikel itu bisa berupa tetesan air, es, debu, dan partikel lainnya.
Partikel-partikel ini dapat mempengaruhi penyebaran cahaya dari matahari dan menyerap warna-warna tertentu.
Ketika partikel-partikel ini hadir dalam jumlah yang cukup banyak dan tersebar di atmosfer, mereka dapat mengubah karakteristik cahaya yang diteruskan.
Pencampuran Cahaya dan Partikel
Faktor lain yang menyebabkan langit jadi hijau saat badai adalah proses pencampuran cahaya dan partikel.
Saat cuaca norma, atmosfer akan terdiri dari sedikit partikel, sehingga cahaya biru lebih banyak tersebar.
Karena itu, teman-teman akan melihat langit berwarna biru yang terang.
Namun, saat badai terjadi, partikel-partikel dalam udara dapat memencarkan cahaya dengan cara yang berbeda.
Partikel-partikel tersebut bisa menghasilkan penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu.
Bahkan adanya partikel itu juga bisa mengubah arah penyebaran cahaya secara keseluruhan.
Ketika cahaya biru dari matahari dihamburkan, partikel yang ada di atmosfer saat badai akan menyerapnya.
Sedangkan cahaya lain dengan panjang gelombang tertentu, seperti hijau, akan dipantulkan hingga terlihat lebih jelas di langit.
Faktor lain yang menjadi penyebab langit hijau adalah efek tyndall.
Efek tyndall adalah fenomena optik saat partikel-partikel kecil dalam suatu medium, seperti udara atau cairan, menyebabkan penyebaran cahaya.
Fenomena ini juga menjelaskan penyebab terangnya sinar matahari saat dilihat melalui awan yang berisi partikel air.
Saat badai terjadi, partikel-partikel tersebut menjadi lebih besar dan lebih banyak, menyebabkan peningkatan dalam penampilan warna hijau dalam cahaya.
Faktor lain yang berperan dalam fenomena langit berwarna hijau adalah kondisi cuaca dan lingkungan lokal di wilayah tersebut.
Variasi dalam jumlah dan jenis partikel di atmosfer dapat menyebabkan variasi dalam warna hijau yang terlihat di langit.
Faktor-faktor seperti kelembaban, tekanan udara, dan kecepatan angin juga berdampak pada fenomena alam ini.
Dari berbagai penjelasan tersebut, munculnya langit berwarna hijau saat badai adalah fenomena yang kompleks.
Ada banyak faktor mulai dari interaksi cahaya matahari hingga partikel di atmosfer yang berperan penting.
Meskipun demikian, fenomena alam ini dapat dijelaskan secara ilmiah dan termasuk dalam kategori peristiwa yang jarang terjadi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]