"Survei itu menjelajahi area di dalam orbit Bumi dan Venus untuk mencari asteroid. Sejauh ini kami telah menemukan dua asteroid besar dekat Bumi yang lebarnya sekitar 1 kilometer, ukuran yang kami sebut sebagai pembunuh planet," kata Scott Sheppard, astronom di Earth and Planets Laboratory of the Carnegie Institution for Science.
Dua dari asteroid yang diamati itu memiliki orbit yang dengan aman mengitari Bumi.
Baca Juga:
Langit Mei 2025, Parade Fenomena Astronomi yang Sayang untuk Dilewatkan
Akan tetapi, asteroid yang memiliki lebar 1,5 Km dan disebut dengan 2022AP7 memiliki orbit yang pada akhirnya dapat menempatkannya pada jalur tabrakan dengan Bumi.
Perlu di garis bawahi, asteroid saat ini tak meluncur ke arah Bumi, tetapi jalurnya bisa membuatnya cukup dekat suatu hari nanti sehingga NASA ingin mengawasinya.
Jika yang terburuk terjadi, badan antariksa di Bumi sendiri telah menyiapkan manuver pertahanan asteroid seperti misi DART.
Misi tersebut dengan sengaja menabrak asteroid bernama Dimorphos pada September lalu dan sedikit mengubah lintasasan orbit asteroid.
Baca Juga:
Jadi Raja 'Sumber Emas' di Luar Angkasa, Asteroid Ini Bernilai US$ 100.000 Kuadriliun!
Keberhasilan DART itu membuat NASA dapat mengembangkan strategi pertahanan planet yang lebih kuat lagi jika di kemudian hari menghadapi situasi untuk mengarahkan kembali batu luar angkasa yang mengancam.
Lebih lanjut, mendeteksi asteroid di luar Matahari lebih mudah daripada mendeteksi asteroid di antara Matahari dan Bumi.
Observatorium berbasis luar angkasa seperti Hubble dan Webb selalu menghadap jauh dari Mahari karena cahaya dan panas bintang yang intens dapat memanggang instrumen observatorium.