Kesepakatan dalam hal keamanan siber ini bisa dibilang membawa angin segar bagi dunia global. Pasalnya, Rusia dan China selama ini digadang-gadang sebagai sumber serangan siber internasional.
Lebih lanjut, tertuang dalam dokumen tersebut sikap tegas Rusia dan China yang menolak gagasan demokrasi sebagai model pemerintahan yang superior.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Kami menentang narasi yang bersifat munafik dari yang kerap disebut 'demokrasi melawan otoritarianisme'. Kami menentang penggunaan demokrasi dan kebebasan yang kerap dijadikan alasan untuk menekan negara lain," tertuang dalam dokumen kesepakatan.
Kesimpulannya, Rusia dan China akan bekerja sama dalam membangun sumber daya teknologi sebagai sumber pertahanan. Kendati mendukung program keamanan nasional PBB, namun kedua negara bersikukuh melawan demokrasi. [tum/cnbc]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.