Ide itu, menurutnya, muncul dari materi kuliah yang membahas tentang kendala komunikasi antara pasien dan petugas kesehatan di rumah sakit.
Pada tugas kuliah itu, dia kebagian membuat inovasinya.
Baca Juga:
Perkuliahan Disetop, Berikut Kronologi Konflik Dosen SBM dengan Rektor ITB
“Persoalannya ada di beberapa daerah, dokter dan pasien memiliki kendala komunikasi karena perbedaan bahasa,” kata Alifia.
Alifia mengungkap rencana sebuah tim yang akan membantu pengerjaan aplikasi ini hingga enam tahun ke depan.
Adapun pendanaan ditaksir total US$ 100 ribu atau setara Rp 1,5 miliar dan akan diupayakan dari kerja sama dengan berbagai pihak.
Baca Juga:
Daftar 5 Kota Cerdas di Indonesia versi PIKCC ITB
“Pengembangannya tidak terikat dengan status mahasiswa,” ujarnya.
Harapannya, aplikasi Baymin bisa efektif mengatasi kendala komunikasi di tempat pelayanan kesehatan sehingga bisa mengurangi pula waktu tunggu dari antrean pasien. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.