Menghidupkan Pabrik 1
Selain merancang sumber energi pendamping berupa biomassa sawit, Pupuk Kaltim juga bermaksud mengoptimalkan pemanfaatan limbah CO2 dalam proses produksi pupuk urea. Dua rencana mereka persiapkan yakni pembangunan pabrik soda ash dan penghidupan kembali Pabrik 1.
Baca Juga:
Pemkab Fakfak dan Pupuk Kaltim Lakukan Ratas bersama Menteri Investasi, Pabrik Pupuk Fakfak Segera Dibangun
Untuk rencana pertama, Pupuk Kaltim akan membangun pabrik soda ash di area seluas 16 hektare (ha) dengan kapasitas produksi 300.000 metrik ton per tahun. Selain soda ash, pabrik juga akan menghasilkan produk sampingan berupa amonium klorida dengan kapasitas hingga 300.000 metrik ton per tahun.
Soda ash adalah bahan baku penting yang digunakan dalam sejumlah industri pembuatan kaca, deterjen, sabun dan bahan kimia lain. Soda ash yang merupakan garam natrium dari asam karbonat juga berguna untuk menaikkan pH air kolam renang hingg mengendapkan kotoran agar kolam air tetap bersih.
Baca Juga:
Siapkan SDM Unggul Berkompeten, Pupuk Kaltim Kembali Gelar Program Vokasi Industri dan Magang Bersertifikat
Bahan pembuat soda ash secara kimia yakni amonia, CO2 dan garam. Karena sudah memiliki limbah CO2 yang dihasilkan dalam proses produksi amonia dan produk amonia sendiri, Pupuk Kaltim hanya perlu membeli garam industri. Asal tahu, pemanfaatan limbah CO2 yang dihasilkan dalam proses produksi amonia itu dikenal dengan konsep blue ammonia.
Pupuk Kaltim menargetkan pabrik soda ash beroperasi mulai akhir 2025. Saat ini, perusahaan sedang dalam proses tender yang diikuti oleh lima peserta. Target penetapan pemenang tender antara Februari hingga Maret 2023.
Adapun untuk rencana kedua, Pupuk Kaltim berniat menghidupkan kembali Pabrik 1. Karena usia yang sudah lanjut, sebelumnya operasional pabrik itu dihentikan lalu digantikan dengan keberadaan Pabrik 5 pada tahun 2015.