Ia
menilai target waktu pelaksanaan asesmen pengganti Ujian Nasional terburu-buru,
terlebih berkaca pada kendala yang tengah dihadapi dunia pendidikan belakangan
ini.
"Saya
berikan argumentasi dan rasionalitasnya. Jangan sampai membuat kebijakan
sementara tahu hambatan tak mungkin diatasi dalam waktu tiga bulan. Nanti
justru membuat ramai di masyarakat," katanya kepada wartawan, melalui pesan singkat pada Jumat (13/11/2020).
Baca Juga:
Mantan Kepala BIN Indonesia Tegaskan Pramuka Tetap jadi Ekstrakurikuler Wajib
Agus
menekankan selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) saja, masih ada 46 ribu satuan
pendidikan yang tak punya akses listrik dan internet. Sedangkan AN rencananya
dilakukan berbasis komputer.
Asesmen
nasional sendiri bakal digelar dua hari dengan tiga jenis pengujian, yakni
Asesmen Kompetensi Minimum berupa tes literasi dan numerasi, Survei Karakter,
dan Survei Lingkungan Belajar.
Konsep
pengujian asesmen nasional pengganti UN ini menggunakan metoderandom
sampling. Jumlah pesertanya 45 siswa per sekolah di pendidikan
menengah dan 35 siswa di pendidikan dasar. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.