Dampaknya diperkirakan akan mengubah kecepatan Dimorphos hingga sepersekian persen. Menurut peneliti, perubahan kecepatan tersebut mungkin tidak tampak banyak, namun, menit-menit tersebut dianggap monumental.
"Demonstrasi ini penting untuk masa depan kita di Bumi," kata Pejabat Pertahanan Planet NASA, Lindley Johnson.
Baca Juga:
Langit Mei 2025, Parade Fenomena Astronomi yang Sayang untuk Dilewatkan
Johson bilang, momen ini adalah sejarah yang unik karena untuk pertama kalinya manusia memiliki ilmu pengetahuan tentang ancaman asteroid serta punya teknologi untuk mempertahankan diri.
"DART mendemonstrasikan apa yang disebut sebagai teknik dampak kinetik guna mengubah kecepatan asteroid di luar angkasa sehingga mengubah orbitnya," tutur dia.
Selama pendekatannya, DART akan berjalan sendiri. Akan ada sekitar 44 orang dalam ruang kendali untuk memantau telemetri dan data. Pekerjaan mereka dimulai sekitar 4 jam sebelum tabrakan.
Baca Juga:
Jadi Raja 'Sumber Emas' di Luar Angkasa, Asteroid Ini Bernilai US$ 100.000 Kuadriliun!
Engineer DART Elena Adams mengatakan, "pesawat luar angkasa itu harus melakukan segala upaya."
DART sendiri memiliki sistem navigasi cerdas yang membimbingnya ke asteroid Didymos/ Dimorphos. Sebelumnya navigasi tersebut menemukan keberadaan Didymos awal musim panas ini. Namun navigasi tidak memukan Dimorphos yang merupakan target misi ini, setidaknya hingga sejam sebelum tabrakan.
Ketika DART menemukan Dimorphos, asteroid dengan lebar 163 meter itu hanya akan terlihat sebagai sebuah piksel. Hal tersebut cukup untuk menavigasikan DART menuju asteroid. 2,5 menit sebelum tabrakan, sistem navigasi akan membawa pesawat tersebut ke titik.