Pada tahun 1987, misalnya, orca di Puget Sound menaruh salmon di kepala mereka seperti sedang memakai topi.
Perilaku itu menurut makalah yang dipublikasikan di Biological Conservation tahun 2004, seperti sebuah tren yang menyebar di kalangan orca.
Baca Juga:
KPK Ungkap Soal Kasus PT Jembatan Nusantara dan ASDP yang Rugikan Negara
Baru setelah sekitar 6 minggu, orca berhenti menaruh salmon di kepala mereka.
Hal serupa juga terjadi pada cetacea sosial lainnya yaitu lumba-lumba. Sebuah studi tahun 2018 di jurnal Biology Letters melaporkan, bahwa lumba-lumba liar di Australia selatan melakukan tren 'tail walking'.
Tren itu merupakan sebuah gerakan, di mana lumba-lumba melakukan gerakan mengangkat sebagian besar tubuhnya keluar dari air secara vertikal dan meluncur ke belakang menggunkaan sirip ekornya.
Baca Juga:
Tim Sar Dikerahkan Cari Kapal Angkut Wisatawan Dilaporkan Tenggelam di Takalar Sulsel
Tren ini berlanjut selama lebih dari satu dekade dan akhirnya menghilang tahun 2014 ,setelah lumba-lumba yang menjadi pelopor tail walking ini mati.
Lebih lanjut berkaitan kasus terbaru, para ilmuwan masih tak yakin mengapa serangan orca yang terjadi di Eropa menyasar bagian kemudi perahu. De Stephanis pun berteori, mungkin orca menyukai gerakan air yang digerakkan oleh baling-baling perahu.
Ketika baling-baling kapal tak bergerak, orca menjadi frustasi dan itulah sebabnya mereka mematahkan kemudi.