Williams mengatakan "Responnya mencerahkan karena menyediakan untuk saya pernyataan yang bisa saya gambarkan sebagai sesuatu yang kukuh dan sesuai untuk sebuah kesimpulan yang bisa saya bicarakan di diskusi publik tentang molekul organik di Mars,"
Akan tetapi, Williams merasa masih ada batasan terhadap kemampuan AI itu lantaran hanya bisa mengakses data paling jauh hingga September 2021. "Jadi, responnya tidak menunjukkan semua hasil yang terpublikasi soal organik di Mars yang saya tahu sejak 2021," kata dia.
Baca Juga:
Ilmuwan Ciptakan AI Pendeteksi Rahasia Alien, Begini Cara Kerjanya
Riset alien
Sebuah riset yang dipimpin Kimberley Warren Rhodes dari SETI Institute menunjukkan AI bisa mengakselerasi penemuan kehidupan di luar Bumi atau ekstraterestrial di Mars.
Kimberley bersama tim pakar yang berisikan 50 ahli internasional melakukan studi itu di gurun Atacama, Cile, Amerika Selatan.
Baca Juga:
Baru-baru Ini Jasad Alien Betina Muncul di Meksiko, Ilmuwan Angkat Suara
Mereka mengadakan survei ekologis di area seluas 3 km persegi. Para pakar memetakan distribusi mikroorganisme fotosintetik dan menggunakan teknik seperti pengurutan gen serta spektroskopi inframerah.
Tujuannya, mengungkap penanda kehidupan yang berbeda yang disebut 'biosignatures'.
Data ini kemudian digabungkan dengan gambar udara yang diambil oleh drone untuk melatih model pembelajaran mesin memprediksi jenis mikro-makro habitat mana yang akan diasosiasikan dengan biosignatures yang dapat mengindikasikan kehidupan.