"Ini akan memungkinkan kita untuk memahami laut dalam dalam dengan lebih baik," imbuhnya.
Penemuan ini membuat para peneliti menyimpulkan jika ekosistem seperti ini ada di Maladewa, maka kemungkinan akan ekosistem yang sama di pulau-pulau samudera lain yang memiliki struktur bawah laut yang serupa.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Sinar laut Maladewa pada malam hari.
Lebih lanjut, 'The Trapping Zone' atau zona perangkap yang ditemukan ini disebut dapat membuat para ilmuwan mengenal mikronekton yang sebelumnya diabaikan dengan cara yang sama sekali baru.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Ini memiliki semua ciri ekosistem baru yang berbeda," kata Alex Rogers, ahli biologi kelautan dari Universitas Oxford.
"Zona Perangkap menciptakan oasis kehidupan di Maldives dan sangat mungkin ada di pulau-pulau samudera lainnya dan juga di lereng benua," imbuhnya.
Saat Matahari terbit setiap hari, organisme kecil ini mulai berenang ke bawah dari permukaan.