"Ketika sampah sudah bocor ke lingkungan, apa yang kita lakukan? Kita coba cari mikroba apa yang paling tepat untuk bisa 'memakan' sampah plastik itu," ucap dia.
Tidak hanya itu, menurut Reza, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, Indonesia bisa 'mengekspor' hingga 20 persen sampah plastik ke Afrika Selatan.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
"Walaupun tidak secara keseluruhan, sekitar 10 hingga 20 persennya akan langsung menuju Afrika Selatan," ujar dia.
Menurut Reza sampah plastik yang mencemari lautan bisa hanyut melintasi samudera, mulai dari keluar di Samudera Hindia hingga ke Samudera Pasifik.
BRIN, kata dia, juga bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam meneliti pergerakan sampah di perairan.
Baca Juga:
Fenomena Langka: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi, Indonesia Waspada
Menurutnya hasil penelitian tersebut mengungkap bahwa sampah dari Sungai Cisadane, dengan menggunakan 11 drifter yang dilepaskan, 2 drifter di antaranya hampir mendekati Madagaskar dalam kurun waktu enam bulan.
Meski hanya 10 persen yang hanyut ke Afrika Selatan, lebih dari 50 persen sampah plastik mengarah ke sungai-sungai di Indonesia yang mencemari wilayah sekitarnya.
"Contohnya, kalau [sampah plastik] yang dari Jakarta, ke mana? Ke pesisir utara Jakarta, Bekasi, kemudian ke arah Tangerah, ke arah Sumatera, itu bolak-balik. Perairan Indonesia itu kompleks, tergantung dari arusnya membawa ke mana," jelas dia.