Reza juga bicara soal target pemerintah dalam menurunkan kebocoran sampah plastik dari aktivitas masyarakat sebesar 70 persen pada 2025 masih sulit tercapai. Sebab faktanya, sampai perhitungan tahun ini sampah plastik baru berkurang 41,68 persen.
Sementara, produksi plastik melonjak 20 kali lipat secara eksponensial sejak diproduksi massal pada 1950 hingga saat ini. "Plastik sebenarnya bukan sesuatu hal yang buruk, tapi sesuatu yang bermanfaat. Namun yang jadi masalah adalah ketika produk plastik ini sudah diproduksi, kemudian digunakan, akhirnya terbuang menjadi sampah," ungkapnya.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
Lebih dari 60 persen sampah plastik yang dihasilkan secara global, termasuk Indonesia, adalah sampah plastik sekali pakai, seperti plastik sachet, kantong plastik, botol minuman, dan sedotan. Sampah-sampah ini membutuhkan ratusan tahun untuk terurai, mencemari laut, dan merusak habitat biota laut.
Reza juga menyoroti pengelolaan sampah di Indonesia yang belum optimal. Pasalnya, sampah yang dibawa ke tempat pengelolaan akhir baru sekitar 50 persen.
Mengutip data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, Reza mengungkap jumlah sampah di Indonesia saat ini mencapai 60 juta ton per tahun, dengan 11 sampai 38 persen di antaranya adalah sampah plastik.
Baca Juga:
Fenomena Langka: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi, Indonesia Waspada
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.