WahanaNews.co | Cuaca di Surabaya terasa panas luar biasa, hingga bagai menyengat kulit dalam beberapa hari terakhir ini. BMKG mencatat, suhu di ibu kota Jawa Timur itu pada Senin (26/9) mencapai 36,8 derajat Celcius.
Mengutip akun Istagram BMKG, suhu di Surabaya yang tercatat oleh Stasiun Meteorologi Juanda itu yang paling panas di Indonesia pada Senin (26/9).
Baca Juga:
Double Track Program SMAN 1 Gondangwetan Pasuruan
Sementara Stasiun Meteorologi Tanjung Perak dan Stasiun Meteorologi Perak I masing-masing mencatat suhu maksimum 35,5 derajat Celcius.
Sebelumnya, Minggu (25/9), Stasiun Meteorologi Juanda merekam suhu maksium 34,9 derajat Celcius. Hanya, Stasiun Meteorologi Tanjung Perak dan Stasiun Meteorologi Perak I masing-masing mencatat suhu maksimum 35,6 dan 35,4 derajat Celcius.
Sejak Jumat (23/9) pekan lalu, ketiga stasiun meteorologi tersebut mencatat suhu maksium berkisar 34-35 derajat Celcius.
Baca Juga:
Berhasil Wujudkan Pemilu di Jatim Aman dan Kondusif, Pj. Gubernur Adhy Terima Prapanca Award 2024
Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan, fonemana alam equinox yang menyebabkan Cuaca di Surabaya terasa amat panas.
"Equinox adalah fenomena astronomi di mana matahari melintasi tepat di garis katulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun," kata Teguh, dilansir Kompas.com, Selasa (27/9).
Menurut Teguh, Surabaya dan Sidoarjo saat ini masih memasuki musim kemarau. Kemudian, saat ini ada pergerakan semu Matahari yang menuju ke arah selatan Jawa Timur.
"Dua perpaduan kondisi itulah sehingga menyebabkan kondisi di Surabaya dan Sidoarjo terasa sangat panas hingga menyengat, panasnya pol," ungkap dia.
Meski begitu, Teguh meminta masyarakat tidak panik karena fonemana equinox tidak selalu berdampak terhadap cuaca ekstrem.
Sebab, equinox bukan seperti gelombang panas (heat wave) yang bisa meningkatkan suhu secara drastis, serta kejadian peningkatan suhu yang ekstrem di luar kebiasaan dan berlangsung yang cukup lama.
"Tetap tingkatkan kondisi imunitas tubuh yang prima, jaga kesehatan karena kondisi panas begini banyak yang sakit, jaga kesehatan dan jaga lingkungan," imbuhnya. [qnt]