Lalu, saat proses perakitan untuk membentuk desain, dibutuhkan juga plastik dan bahan metal yang tidak ramah lingkungan.
Tak lupa untuk menghidupkan HP, produsen juga menciptakan baterai lithium.
Baca Juga:
Nekat Curi HP dalam Jok Motor, Penjual Tiket Kapal di Gunungsitoli Diringkus Polisi
Proses terakhir ini, ditulis oleh peneliti Massachusetts Institute of Technology, yang mengungkapkan berdampak besar pada lingkungan. Setiap kali ada penambangan lithium, terjadi pemborosan listrik dan air dalam skala besar.
Tentu kedua sumber daya itu, yang seharusnya dialihkan untuk hidup banyak orang, berkontribusi terhadap peningkatan emisi karbon dan nitrogen global.
Hal ini belum lagi mempersoalkan penambang-penambang, mayoritas berada di Afrika, yang dibayar mudah meski resiko kesehatannya terancam.
Baca Juga:
Smartphone Panas Saat Diisi Daya? Ini 4 Cara Jitu Mengatasinya!
Lantas, apa jadinya jika ada ratusan atau ribuan HP diproduksi dalam satu waktu bersamaan? Sudah pasti dampaknya terhadap lingkungan sangat besar.
Dari rangkaian itu tak heran kalau periset Lotfi Belkhir di The Conversation menyebut proses produksi adalah penyumbang 'kiamat' terbesar dari sebuah HP dengan persentase 85%. Sisanya, tersebar saat HP digunakan dan dibuang.
Ketika HP sampai di tangan konsumen dan kita langsung bermain 10 aplikasi sosial media dalam sehari itu sama saja dengan bepergian dengan mobil sejauh 1,5 km per hari atau 534 km per tahun.