Selain karena permintaan yang tidak tinggi, kerugian ini terjadi karena Samsung memaksimalkan pengeluaran untuk pembangunan infrastruktur di Pyeongtak, Korea.
Perusahaan itu juga fokus memperluas kapasitas produksi HBM, DDR5, dan node canggih lainnya.
Baca Juga:
Buka Peluang Baru untuk Kesehatan Preventif dengan Galaxy Watch Terbaru dan BioActive Sensor
“Investasi pengecoran difokuskan pada perluasan kapasitas produksi node EUV canggih berukuran 5 nanometer (nm) ke bawah, serta infrastruktur di pabrik Perusahaan di Taylor, Texas. Investasi layar terutama dilakukan pada produk IT OLED dan layar fleksibel,” kata Samsung.
Tak hanya bisnis memori, divisi tampilan visual dan peralatan digital juga mengalami kerugian.
Dari laporan tersebut, tercatat bahwa kerugian operasionalnya mencapai 0,05 triliun won atau sekitar Rp590 miliar.
Baca Juga:
Galaxy AI Semakin Diminati di Asia Tenggara dan Oseania
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.