Keempat mesin ini terbang pada program pesawat ulang-alik NASA dari kendaraan yang dapat digunakan kembali.
Menurut juru bicara NASA Derrol Nail, pengkondisian mesin bukanlah sesuatu yang dapat diverifikasi tim selama proses "latihan pakaian basah" (wet dress) yang berakhir pada bulan Juni.
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
"Ini adalah hal yang ingin mereka uji selama Wet Dress 4 tetapi tidak bisa," kata Nail.
"Jadi ini adalah kesempatan pertama bagi tim untuk melihatnya secara langsung. Masalahnya sangat rumit bahkan untuk mendapatkan suhu yang ditentukan, menurut para insinyur," urainya.
Masalah pengkondisian Mesin No. 3 ini muncul saat NASA bekerja melalui serangkaian gangguan selama hitungan mundur, termasuk kebocoran hidrogen cair di awal proses pengisian bahan bakar dan kemungkinan retakan di bagian penguat inti yang dikenal sebagai flensa antartank.
Baca Juga:
NASA Berhasil Rekam Citra 'Lukisan' van Gogh di Langit Planet Jupiter
Bagian irtu menghubungkan tangki hidrogen cair dan oksigen cair raksasa SLS. Tangki tersebut dapat menampung 730.000 galon (3,3 juta liter) propelan gabungan.
"Flensa adalah sambungan sambungan yang berfungsi seperti jahitan pada kemeja, ditempelkan di bagian atas dan bawah intertank sehingga kedua tangki dapat dilampirkan," kata NASA dalam pembaruan.
Insinyur NASA menemukan bahwa retakan itu sebenarnya pada busa isolasi pada flensa, bukan pada struktur logam roket.