European Space Agency (ESA) mendukung proyek yang disebut Asteroid Collaborative Research via Occultation Systematic Survey (ACROSS) yang dirancang untuk menangkap okultasi tersebut.
Untuk pengamatan Didymos baru-baru ini, ACROSS mengerahkan jaringan pengamat termasuk astronom amatir serta profesional ke lokasi yang sudah diprediksi di seluruh dunia untuk melacak jalur bayangan asteroid, melihat sekilas bintang latar belakang yang berkedip saat Didymos bergerak di depannya.
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
"Astrometri berdasarkan pengamatan 'pergerakan bintang' pada awalnya dieksploitasi untuk asteroid di sabuk utama antara Mars dan Jupiter, kemudian untuk objek Trans-Neptunus yang jauh, tetapi ACROSS memperluas penggunaan sistematisnya ke asteroid dekat Bumi [NEA] juga," ujar Paolo Tanga, pemimpin proyek ACROSS dan astronom di Observatoire de la Côte d'Azur di Prancis, seperti dikutip Space.
"Inilah tantangannya: karena NEA bergerak cepat dan kecil, sehingga menghasilkan peristiwa yang lebih pendek dan bayangan yang jauh lebih sempit diproyeksikan di tanah," imbuhnya.
Operasi semacam ini disebut hanya mungkin dilakukan dalam beberapa tahun terakhir berkat peta bintang tiga dimensi ultra-presisi yang dibuat oleh satelit Gaia ESA, yang mampu menunjukkan dengan tepat posisi 2 miliar bintang. [tum]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.