Pada 2020, para ahli keamanan siber dari KnowBe4 telah memberikan peringatan bahwa metode pengecekan tautan dengan hovering tidak lagi sepenuhnya aman. Mereka bahkan mempertanyakan bagaimana jika semuanya cuma jebakan.
Meskipun Google menyatakan telah berhasil memblokir lebih dari 99,9 persen upaya spam dan phishing, serta menggunakan sistem proteksi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi berbagai metode manipulasi tautan, pengguna tetap diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.
Baca Juga:
Hampir Dua Bulan Berlalu, Pelaku Penganiayaan Roy Sagala di Dairi Masih Bebas Berkeliaran
"Gmail memblokir lebih dari 99,9 persen spam, upaya phishing, dan malware agar tidak sampai ke Anda. Sebagai bagian dari perlindungan berbasis AI, Gmail memperhitungkan metode pengaburan tautan saat mengklasifikasikan pesan. Selain itu, Gmail secara otomatis memindai lampiran dalam pesan yang dikirim dan diterima untuk mencari virus." ucap juru bicara Google yang tidak disebutkan namanya, melansir Forbes, Kamis (7/11).
Google juga menyarankan para pengguna Gmail untuk mengikuti kuis phishing yang mereka sediakan. Kuis ini bertujuan untuk membantu pengguna mengasah kemampuan dalam mengenali berbagai jenis email yang mencurigakan.
Selain itu, Google merekomendasikan agar pengguna lebih memilih menggunakan aplikasi email khusus desktop atau perangkat seluler yang dianggap memiliki tingkat keamanan lebih tinggi dibandingkan mengakses email melalui peramban web.
Baca Juga:
Buntut Dugaan Peras Anak Bos Prodia Rp20 Miliar AKBP Bintoro Diperiksa Propam
Dengan meningkatkan kewaspadaan, kamu dapat terhindar dari risiko pencurian data pribadi dan kerugian finansial yang diincar oleh para pelaku kejahatan siber.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.