"Ini bukan kompetisi, ini adalah deklarasi perang terhadap harga," tegas Strasmore. Ia menilai gebrakan open source dari Baidu akan memaksa pemain mapan seperti OpenAI dan Anthropic untuk mengevaluasi ulang model bisnis premium mereka.
Sean Ren, profesor madya ilmu komputer di University of Southern California dan peneliti AI dari Samsung, menilai gebrakan ini bisa mengubah arah industri.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Kesiapan Pertamina Geothermal Pasok Listrik ke 2 Juta Pelanggan dengan Energi Bersih Tenaga Panas Bumi
“Setiap kali perusahaan besar membuka sumber model yang kuat, hal itu meningkatkan standar untuk seluruh industri,” katanya.
Sementara itu, CEO Baidu Robin Li menyatakan bahwa langkah mereka bertujuan mempercepat inovasi di tingkat global.
“Kami ingin para pengembang bisa membangun aplikasi terbaik tanpa dibatasi oleh biaya dan alat,” ungkapnya.
Baca Juga:
Israel Kacau Usai Dirudal Iran, Warga Menjarah Mal dan Apartemen Mewah
Kendati sebagian pengamat di AS memandang dampaknya belum terlalu terasa karena minimnya eksposur Baidu di kalangan publik Barat, para analis menyepakati bahwa ini adalah langkah strategis yang akan memengaruhi dinamika industri secara luas.
"Kebanyakan orang di AS bahkan tidak tahu bahwa Baidu adalah perusahaan teknologi asal China," kata Cliff Jurkiewicz, Wakil Presiden Strategi Global di Phenom.
Namun perlombaan telah dimulai, dan medan tempurnya kini meluas dari sekadar inovasi, ke isu harga, akses, dan dominasi geopolitik.