Pencairan es juga dipercepat oleh lebih banyak uap air yang berkondensasi menjadi air hujan dibandingkan menjadi salju. Kemudian, adanya retakan-retakan (crevasses) pada permukaan es akibat pergerakan es sehingga memungkinkan air hujan masuk ke dasar gletser yang juga berperan dalam proses pencairan dasar es (basal melting).
Susutnya luas tutupan es menyebabkan luas batuan berwarna gelap di sekitar es bertambah. Permukaan batuan menyerap lebih banyak panas dari pada permukaan es sehingga turut mempercepat pencairan es dari bagian samping dan dasar es.
Baca Juga:
Inilah Iceberg, Gunung Es yang Tenggelamkan Kapal Titanic
"Pada Desember 2022, BMKG mengadakan survei pemantauan gletser lanjutan. Kami mengukur tiang atau stake dengan mengidentifikasi sisa stake yang nampak di permukaan es melalui foto udara gletser," ujarnya.
Sayangnya, tiang tersebut tidak dapat diidentifikasi dengan jelas karena tertutup dengan salju baru yang turun pada malam sebelumnya.
"Namun, mengingat laju penipisan es sebelumnya (~2,5 m/tahun), maka kami memperkirakan ketebalan es pada tahun 2022 berkisar 6 m," jelas dia.
Baca Juga:
Beberapa Gletser di Dunia Terancam Hilang pada 2050
[Redaktur: Alpredo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.