"Kami menggunakan pemodelan CORDEX-SEA dan data observasi untuk memprediksi hilangnya tutupan es Papua berdasarkan proyeksi iklim di masa depan," kata Donaldi dalam tulisan di The Conversation.
"Hasilnya, tutupan es di Puncak Jaya diperkirakan hilang pada tahun 2026," sambungnya.
Baca Juga:
Inilah Iceberg, Gunung Es yang Tenggelamkan Kapal Titanic
Namun, laju penipisan gletser bisa lebih parah. Gletser dapat habis total paling cepat pada tahun 2024. Risiko ini semakin besar karena El Niño-yang membuat iklim bumi lebih hangat-dapat terjadi pada tahun ini.
Gletser Papua mencair sejak revolusi industri
Gletser Papua merupakan gletser tropis terakhir yang tersisa di wilayah Pasifik Barat. Puncak Jaya memiliki salju karena di ketinggian tersebut suhu sangat rendah (< 0 °C) dan kandungan uap air cukup tinggi. Jika kondisi itu terjadi dalam waktu yang lama, salju tersebut akan berakumulasi dan membentuk lapisan es/gletser.
Baca Juga:
Beberapa Gletser di Dunia Terancam Hilang pada 2050
Gletser Papua diperkirakan sudah mencair sejak revolusi industri atau sekitar 1850. Emisi dari aktivitas industri meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer sehingga suhu permukaan bumi meningkat. Tren serupa juga terjadi di gletser tropis lainnya di Amerika Selatan dan Afrika.
Salah satu faktor penyebab pencairan es Papua adalah peningkatan ketinggian lapisan titik beku yang melampaui ketinggian gletser sejak awal 2000 akibat iklim yang berubah. Peningkatan ketinggian lapisan tersebut membuat suhu di sekitar gletser cenderung lebih hangat dari sebelumnya.
Data dari PT Freeport Indonesia 1997-2016 menunjukkan probabilitas rata-rata suhu harian kurang dari 0 °C sangat kecil sejak tahun 1997. Hal ini berakibat pencairan gletser tidak terbendung.