WahanaNews.co - Asteroid Bennu jadi subjek pemantauan dan penelitian oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) selama hampir 25 tahun, dengan perkiraan kemungkinan menghantam Bumi pada tahun 2182.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan di ScienceDirect, asteroid Bennu termasuk dalam kategori Objek Dekat Bumi (NEO) yang secara rutin melewati Bumi setiap enam tahun dan telah melakukan tiga pertemuan dengan Bumi pada tahun 1999, 2005, dan 2011.
Baca Juga:
Lebih Horor Dibanding Ramalan Baba Vanga, Ini Prediksi NASA di Tahun 2024
Dilaporkan oleh Asteroid Mission pada Kamis (21/09/2023), berikut adalah profil fakta-fakta tentang asteroid Bennu, yang memiliki daya ledak setara dengan 22 bom atom.
Menurut peneliti dari Program New Frontiers (OSIRIS-REx), asteroid Bennu pertama kali terdeteksi pada tahun 1999 dan memiliki orbit yang sangat dekat dengan Bumi, yang membuat mereka mengusulkan kemungkinan tabrakan dengan planet ini.
Meskipun demikian, para peneliti juga menyebutkan bahwa kemungkinan asteroid Bennu bertabrakan dengan Bumi adalah 1 dari 2.700, atau sekitar 0,0037 persen.
Baca Juga:
NASA Tangkap Sinyal Laser Pada Jarak 16 Juta Km dari Bumi
Oleh karena itu, dapat dianggap bahwa ada kemungkinan sebesar 99,94 persen bahwa asteroid Bennu tidak akan mengenai Bumi.
Untuk mencegah ancaman asteroid, NASA juga telah mengirim misi pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx untuk mengumpulkan sejumlah data dari asteroid Bennu, yang nantinya data tersebut digunakan untuk memperhitungkan ukuran, orbit, dan jarak kedekatannya dengan Bumi secara tepat.
Kemungkinan tertinggi Bennu menabrak Bumi yakni pada akhir 2100-an dan awal 2200. Dengan satu dampak yang paling mungkin terjadi pada 24 September 2182 sore.
Memiliki Karakteristik Terbaik di Tata Surya
Berdasarkan hasil penelitian NASA, Bennu merupakan asteroid dengan karakteristik terbaik di tata surya. Benda langit ini adalah asteroid tipe B yang langka (primitif dan kaya karbon), diperkirakan memiliki senyawa organik dan mineral yang mengandung air seperti tanah liat.
Asteroid primitif tidak berubah secara signifikan sejak terbentuk hampir 4,5 miliar tahun lalu. Karenanya, dengan karakteristik Bennu yang istimewa ini, peneliti berharap dapat menemukan molekul organik seperti yang mungkin menjadi asal mula kehidupan di Bumi.
Sejak pertemuan pertama antara Bennu dan Bumi pada September 1999, para peneliti dan astronom dengan hati-hati mulai melacak orbitnya. Hingga pada 2018, pesawat OSIRIS-REx dikirim untuk mengambil sampel komposisinya.
Sebelum kembali ke Bumi, OSIRIS-REx juga harus mengorbit dan mempelajari asteroid Bennu sekitar 2 tahun. Misi OSIRIS-REx yang telah bertahun-tahun itu, akhirnya segera selesai.
OSIRIS-REx akan mendarat dengan membawa sampel asteroid Bennu pada akhir September 2023 di barat daya Salt Lake City, Utah.
Dengan lebar sekitar sepertiga mil di ekuator nya, Bennu sangat kecil dibandingkan dengan planet-planet di tata surya. Bahkan, ukurannya hanya sedikit lebih lebar dari ketinggian Empire State Building yang berlokasi di AS.
Jarak orbit rata-rata Bennu dari Matahari adalah sekitar 105 juta mil, hanya sedikit lebih jauh dari jarak orbit rata-rata Bumi yaitu 93 juta mil.
Bennu melakukan satu kali orbit mengelilingi Matahari setiap 1,2 tahun. Dia membuat satu putaran penuh pada porosnya setiap 4,3 jam. Butuh waktu 2 tahun untuk mengorbit asteroid Bennu.
Jika asteroid Bennu bertabrakan dengan Bumi, itu tidak akan menyebabkan kepunahan massal seperti dampak yang disebabkan oleh asteroid Chicxulub yang memusnahkan dinosaurus 65,5 juta tahun yang lalu.
Dilansir dari IFL Science, ukuran asteroid Bennu lebih kecil daripada asteroid yang menyebabkan kepunahan dinosaurus. Namun, jika asteroid ini benar-benar menghantam Bumi, itu akan melepaskan sekitar 1.200 megaton energi, setara dengan 25 kali lipat energi senjata nuklir buatan manusia.
Ini dapat mengakibatkan kerusakan wilayah regional, sekitar dua juta kali lebih besar dari energi ledakan pelabuhan yang menghancurkan Beirut, Lebanon tahun sebelumnya.
Diketahui bahwa asteroid yang menyebabkan kepunahan dinosaurus memiliki kekuatan setara dengan 10 miliar kali bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Dampaknya termasuk kebakaran hutan, tsunami besar, dan debu yang menyelimuti atmosfer Bumi.
Asteroid Bennu sudah ada sejak 10 juta tahun pertama sejak tata surya terbentuk, dan diperkirakan usianya sekitar 4,5 miliar tahun.
Berkat efek Yarkovsky, asteroid Bennu dapat bergerak di ruang angkasa tanpa terpengaruh oleh pengaruh benda langit lainnya.
Efek Yarkovsky adalah dorongan kecil yang timbul saat asteroid menyerap energi panas dari matahari dan kemudian memancarkan kembali energi panas tersebut.
Ini menjadikan asteroid Bennu sebagai artefak primitif yang terjaga dan tetap utuh dalam ruang hampa luar angkasa.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]