WahanaNews.co | Praktisi yang juga merupakan CEO BNI, Ventures Eddi Danusaputro menilai Jakarta sebagai Ibu Kota RI masih menjadi ekosistem ideal untuk tumbuh kembang perusahaan rintisan (startup) bahkan masih kuat di tengah ancaman krisis global.
Bahkan, menurut dia, pengembangan "startup" ini sejalan dengan program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperkuat ekosistem digital dalam upaya mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai tulang punggung ekonomi.
Baca Juga:
Prabowo dan Gibran Salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Masuk Lewat Pintu Al-Malik
"Belum lama melewati pandemi, kekuatan dan keberlanjutan 'startup' di sini diuji dengan bocornya 'startup bubble' di dunia. Fenomena ini ditandai dengan beberapa 'startup' yang secara serentak merumahkan karyawan dalam jumlah yang besar," kata Eddi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (10/8/2022).
Eddi menduga bocornya gelembung (bubble) ini akibat ketergantungan perusahaan "startup" kepada pendanaan dari penyerta modal (venture capitalist).
Efisiensi melalui pengurangan karyawan ini terpaksa dilakukan saat investor melakukan pengetatan kucuran dana.
Baca Juga:
Polda Metro Jaya Larang Warga Konvoi Malam Takbiran
"Para 'startup' yang belum mencetak profit perlu melakukan ini karena mereka perlu memperpanjang masa bertahan untuk berupaya mencetak pendapatan,” kata Eddi dalam diskusi media.
Populasi "startup" di DKI Jakarta dan kota besar lain di Indonesia berdasarkan data tahun 2022 mencapai 2.346 atau nomor lima terbesar dunia.
Sektor yang digarap juga beragam, namun yang paling diminati, yakni transportasi, keuangan, pendidikan, kesehatan dan beberapa lainnya yang semuanya berbasis daring.