Peneliti postdoctoral di The University of Texas Jed McKinney mengatakan temuan benda ini adalah monster yang nyata.
Meski terlihat seperti gumpalan kecil, sebenarnya dia membentuk ratusan bintang baru setiap tahunnya.
Baca Juga:
Bumi Deteksi Sinyal Misterius dari Jarak 16.000 Tahun Cahaya, Siapa Pelakunya?
"Dan fakta bahwa sesuatu yang ekstrem sekalipun hampir tidak terlihat dalam pencitraan paling sensitif dari teleskop terbaru kami sangat menarik bagi saya. Hal ini berpotensi memberi tahu kita bahwa ada banyak populasi galaksi yang bersembunyi dari kita," kata dia.
McKinney dan timnya menggunakan data yang diperoleh dari NASA untuk melakukan pemetaan alam semesta dalam rangka proyek The COSMOS-Web yang bertujuan untuk mengidentifikasi satu juta galaksi.
Awalnya, teleskop berbasis darat berhasil mendeteksi keberadaan gumpalan cahaya yang disebut AzTECC71, tetapi sayangnya, gumpalan tersebut hilang sepenuhnya dalam citra yang dihasilkan oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble.
Baca Juga:
Jadi Raja 'Sumber Emas' di Luar Angkasa, Asteroid Ini Bernilai US$ 100.000 Kuadriliun!
Galaksi yang kaya debu seringkali sulit untuk diobservasi karena sebagian besar cahaya dari bintang-bintangnya diserap oleh lapisan debu dan dipancarkan kembali pada panjang gelombang yang lebih merah.
Namun, kemampuan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) untuk menangkap sifat-sifat inframerah memungkinkan peneliti untuk mengatasi hambatan ini.
“Sampai saat ini, satu-satunya cara kita bisa melihat galaksi di awal alam semesta adalah dari perspektif optik menggunakan Hubble. Itu berarti pemahaman kita tentang sejarah evolusi galaksi menjadi bias karena kita hanya melihat galaksi yang tidak tertutupi dan tidak terlalu berdebu," ujarnya.