WAHANANEWS.co, Jakarta - Dua puluh tahun lalu di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), ilmuwan menemukan fosil spesies manusia purba dengan tinggi sekitar 1,07 meter, yang kemudian dijuluki hobbit.
Kini, studi terbaru mengungkap bahwa nenek moyang hobbit ini ternyata lebih pendek.
Baca Juga:
IPPM NTT Kota Sorong Peduli Korban Erupsi Gunung Lewotobi, Gandeng Cipayung-Mahasiswa Galang Dana
Sebuah tulang lengan berusia 700.000 tahun yang ditemukan di sebuah pulau di Indonesia memberikan informasi baru mengenai evolusi Homo floresiensis, yang dikenal sebagai hobbit karena tubuhnya yang kecil.
Dengan panjang hanya 88 milimeter, fragmen tulang ini adalah milik hominin dewasa terkecil yang pernah ditemukan.
Penelitian yang diterbitkan pada 6 Agustus di Nature Communications menguatkan teori bahwa nenek moyang Homo floresiensis berevolusi menjadi spesies yang lebih kecil hanya beberapa ribu tahun setelah kedatangan mereka di Pulau Flores.
Baca Juga:
Studi Terbaru Ungkap: Makanan Manusia Purba Bukan Daging Mammoth
Ukuran tulang humerus mengindikasikan bahwa pemiliknya sangat kecil, namun bisa saja merupakan seorang anak.
Penelitian lebih lanjut oleh Yousuke Kaifu dan timnya menunjukkan bahwa tulang ini milik orang dewasa.
Tulang lengan ini 9-16% lebih kecil dan lebih tipis dibandingkan dengan spesimen Homo floresiensis yang lebih muda, menunjukkan bahwa individu ini setidaknya seukuran anggota spesies yang lebih baru, dengan tinggi diperkirakan tidak lebih dari 108 sentimeter.
Temuan ini menunjukkan bahwa Homo floresiensis mengalami penurunan ukuran tubuh dalam waktu 300.000 tahun setelah kedatangan nenek moyangnya di pulau tersebut.
Fosil kranial juga menunjukkan bahwa otak mereka menyusut selama periode itu, menyoroti jalur evolusi manusia yang berbeda, kata Kaifu.
“Kami berpikir itu adalah takdir [bagi manusia] untuk menjadi pintar. Flores memberi tahu kita bahwa ada cara lain bagi manusia untuk berkembang.”
“Kami tidak menduga akan menemukan individu yang lebih kecil dari situs yang begitu tua,” kata Yousuke Kaifu, salah satu penulis studi dari Universitas Tokyo, dalam sebuah surel.
Fosil hobbit asli diperkirakan berasal dari antara 60.000 hingga 100.000 tahun yang lalu.
Fosil baru ini ditemukan di Mata Menge, sekitar 72 kilometer dari gua tempat sisa-sisa hobbit pertama kali ditemukan.
Pada tahun 2016, para peneliti menduga kerabat hobbit yang lebih awal mungkin lebih pendek setelah mempelajari tulang rahang dan gigi yang dikumpulkan dari situs baru tersebut.
Analisis lebih lanjut dari fragmen tulang lengan kecil dan gigi menunjukkan nenek moyang hobbit ini lebih pendek 6 sentimeter dan hidup 700.000 tahun yang lalu.
“Analisa menunjukkan dengan meyakinkan bahwa individu-individu ini sangat kecil,” kata Dean Falk, seorang antropolog evolusi di Universitas Negeri Florida yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Para peneliti masih mendiskusikan bagaimana hobbit, yang dikenal sebagai Homo floresiensis karena ditemui di Pulau Flores, Indonesia, mengalami evolusi menjadi sangat kecil dan bagaimana posisi mereka dalam sejarah evolusi manusia.
Mereka dianggap sebagai salah satu spesies manusia purba terakhir yang punah.
Ilmuwan belum mengetahui apakah hobbit mengecil dari spesies manusia yang lebih tinggi sebelumnya, yaitu Homo erectus yang pernah hidup di daerah tersebut, atau dari nenek moyang manusia yang lebih primitif.
Matt Tocheri, seorang antropolog di Universitas Lakehead Kanada, menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut dan penemuan fosil tambahan diperlukan untuk mengidentifikasi posisi hobbit dalam evolusi manusia.
“Pertanyaan ini masih belum terjawab dan akan terus menjadi fokus penelitian untuk beberapa waktu mendatang,” kata Tocheri, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, sebagaimana diungkapkan dalam sebuah surat elektronik.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]