WAHANANEWS.CO, Jakarta – Uni Eropa menilai TikTok gagal membatasi campur tangan dalam pemilihan umum, terutama dalam pemungutan suara presiden Rumania bulan lalu.
Komisi Eropa membuka proses investigasi formal terhadap perusahaan media sosial TikTok. Apa alasannya?
Baca Juga:
Kebijakan Baru TikTok, Larang Remaja Pakai Filter Kecantikan
Melansir CNN Indonenesia, Kamis (19/12/2024), Badan eksekutif Uni Eropa mengatakan mereka akan meminta informasi dan menyelidiki kebijakan TikTok mengenai iklan politik dan konten politik berbayar serta sistem TikTok untuk menghasilkan rekomendasi dan risiko manipulasi.
Pada 5 Desember, Komisi Eropa juga memerintahkan TikTok untuk membekukan data yang terkait dengan pemilihan presiden Rumania di bawah Undang-Undang Layanan Digital (DSA) yang mengatur bagaimana perusahaan-perusahaan media sosial terbesar di dunia beroperasi di Eropa.
Pengadilan tinggi Rumania kemudian membatalkan pemilihan presiden setelah mencuat tuduhan campur tangan Rusia dan kemenangan Calin Georgescu, seorang ultranasionalis pro-Rusia, pada putaran pertama.
Baca Juga:
Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Sosmed, Ini Respons Meta Cs
Pembukaan proses investigasi formal pada Selasa (17/12) memberi wewenang kepada Komisi Uni Eropa untuk mengambil langkah penegakan hukum lebih lanjut dan menerima komitmen yang dibuat oleh TikTok. Tidak ada tenggat waktu khusus untuk menyelesaikan proses ini.
TikTok yang dimiliki oleh Bytedance dari China mengatakan bahwa mereka telah melindungi integritas platformnya melalui lebih dari 150 pemilihan umum di seluruh dunia dan telah memberikan informasi yang luas kepada Komisi Eropa mengenai upayanya.
Mereka menambahkan bahwa mereka tidak menerima iklan politik berbayar dan secara proaktif menghapus konten yang melanggar kebijakan mereka tentang informasi yang salah dan ujaran kebencian.