Uni Emirat Arab (UEA) telah melakukan pembayaran uang muka pertama untuk mengakuisisi jet tempur Rafale dari Dassault Aviation.
Ini membuat kesepakatan itu berlaku dan menambah 80 pesawat ke backlog perusahaan Prancis.
Baca Juga:
AS Ogah Jual Jet Tempur Siluman F-35 ke Negara Muslim Termasuk Indonesia, Ini Alasannya
Kesepakatan antara Prancis dan UEA, yang ditandatangani pada 3 Desember 2021, adalah kontrak ekspor terbesar yang pernah ada untuk Rafale.
Selanjutnya, di luar tanah air Dassault, Abu Dhabi akan menjadi pengguna pertama pesawat berstandar F4.
Pembelian senilai €16 miliar ($17,32 miliar) oleh pemerintah Prancis, dengan biaya pesawat €14 miliar ($15,06 miliar) dan persenjataan senilai €2 miliar ($2,17 miliar).
Baca Juga:
Media Asing Terkejut: Indonesia Jadi ‘Pembeli Besar-besaran’ Jet Tempur Dunia
Pengiriman dijadwalkan akan dimulai pada 2027 dan berakhir pada 2031.
Rafale menunjukkan, melalui kualitas operasionalnya yang telah terbukti dan keberhasilan ekspornya, bahwa saat ini merupakan 'pengubah permainan' nyata di kancah geopolitik global dan instrumen tak terbantahkan untuk kemerdekaan dan kedaulatan,” kata Eric Trappier, Ketua dan CEO Dassault Aviation, sebagaimana dikutip Zona Jakarta dari Eurasian Times.
“Dassault Aviation berkomitmen penuh untuk mendukung Uni Emirat Arab dalam kekuatan kedaulatannya, tantangan strategisnya, dan visi masa depan yang ambisius,” tambahnya.
Kontrak ini memperkuat kepuasan Emirates dengan pesawat tempur Dassault Aviation, sebagaimana dibuktikan dengan modernisasi Mirage 2000-9, menurut sebuah pernyataan dari perusahaan.