WahanaNews.co | Beberapa organ pada tubuh manusia diciptakan berpasangan, seperti tangan, kaki, telinga, mata, hingga lubang hidung.
Mata berpasangan untuk memberi kita penglihatan yang memungkinkan melihat objek secara mendalam.
Baca Juga:
Polda Jateng Turunkan Tim Patroli Siber Antisipasi Situs Jual Beli Organ
Sementara dua telinga memberi kita pendengaran yang membantu mendeteksi arah datangnya suara. Begitu pula dengan dua lubang hidung yang manusia miliki, tentunya memiliki fungsi maupun tujuan.
Lantas, kenapa manusia mempunyai dua lubang hidung dan apa saja kegunaannya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, misteri tubuh manusia membahas lebih dalam mengenai dua lubang hidung yang kita punya.
Baca Juga:
Kasus Jual Beli Organ, 7 Situs dan 5 Grup Medsos Dihilangkan
Melansir Science Senin (29/8/2022), ahli saraf telah menemukan bukti bahwa dua lubang hidung dapat memperluas jangkauan aroma, yang bisa Anda cium.
Hal itu diungkapkan Noam Sobel, seorang ahli saraf di Stanford University, yang telah mempelajari topik ini selama 4 tahun.
Dia menjelaskan, di suatu pagi seorang rekannya berkata bahwa laju aliran yang bervariasi mungkin berarti lubang hidung mendeteksi bahan kimia yang berbeda.
Lantaran dirinya ragu akan gagasan tersebut, Sobel melakukan percobaan dengan meminta 20 orang dewasa yang sehat untuk mengendus campuran oktan dan carvone melalui satu lubang hidung pada satu waktu.
Kendati para sukarelawan tidak mengetahuinya, mereka selalu menghirup campuran yang sama.
Tapi itu sama sekali tidak seperti yang mereka pikirkan. Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature, Sobel melaporkan bahwa 17 subjek menggambarkan bau oktan yang lebih kuat ketika mereka menggunakan lubang hidung yang lebih tersumbat.
Bahkan mencium lebih banyak carvone melalui lubang hidung yang lebih jernih.
"Ini tidak seperti yang satu mencium bunga mawar dan yang lain mencium aroma ceri. Tapi saya pikir itu akan menjadi dasar dalam memahami indera penciuman," ungkap Sobel.
Dengan setiap lubang hidung mampu mendeteksi berbagai jenis bahan kimia, katanya, itu akan memperluas variasi bau yang bisa dideteksi.
Seperti dikutip dari Encyclopedia Britannica, Senin (29/8/2022) hidung adalah indera penciuman, yang juga menghirup banyak oksigen.
Lubang hidung manusia telah berevolusi untuk melakukan kedua peran tersebut, meskipun setiap lubang hidung lebih memilih satu peran daripada yang lain pada waktu yang berbeda.
Pada saat tertentu, satu lubang hidung dapat menarik lebih banyak udara dibandingkan yang lain.
Sedangkan lubang hidung lainnya, akan menarik lebih sedikit udara, yang memungkinkannya untuk lebih baik menangkap aroma tertentu di lingkungan sekitar.
Dalam mode pernapasan, lubang hidung dengan aliran tinggi masih dapat mendeteksi aroma, tetapi aroma tersebut akan menyebar ke seluruh reseptor sensorik lubang hidung dengan cepat.
Apabila aroma adalah jenis partikel mikroskopis yang dapat larut dengan cepat dalam cairan yang menutupi reseptor tersebut, lubang hidung aliran tinggi akan mengambilnya.
Jika aromanya adalah jenis yang partikelnya tidak dapat larut dengan cepat, lubang hidung itu mungkin mendeteksinya sebagai bau samar.
Penelitian telah menunjukkan bahwa setiap lubang hidung dapat beralih antara dominasi pernapasan dan dominasi penciuman beberapa kali per hari, yang dapat membantu, misalnya, ketika ada hidung tersumbat akibat flu. [qnt]