WahanaNews.co, Jakarta - Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden Mahfud MD menggelar kampanye akbar dengan tema 'Hajatan Rakyat Banyuwangi' di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, pada Kamis (8/2/2024) lalu.
Salah satu bagian acara ini melibatkan kehadiran komedian Cak Lontong dan Akbar sebagai pengisi acara.
Baca Juga:
Polda Lampung Tetapkan Komika Aulia Rakhman Jadi Tersangka Penistaan Agama
Ketika Cak Lontong memulai sesi penghiburan, terlihat bahwa dia menyapa para penonton yang mayoritas merupakan simpatisan dari pasangan Ganjar-Mahfud.
Namun, tiba-tiba saja, Lies Hartono, yang merupakan nama asli Cak Lontong, terlihat marah sambil menunjuk ke arah seorang penonton.
Cak Lontong terlihat kesal karena ada seorang penonton yang mengangkat simbol 2 jari di tengah-tengah kerumunan simpatisan Ganjar-Mahfud.
Baca Juga:
Demi Pernikahan Kaesang, Cak Lontong Cerita Siapkan Jas 2 Tahun
“Heh tangan siapa itu, itu mau pilih nomor berapa itu. Siapa kamu? Kon sopo? Wong deso iki,” ucap Cak Lontong saat itu.
Secara tiba-tiba, video saat Cak Lontong marah, melotot, dan menunjuk penonton yang mengangkat simbol 2 jari menjadi viral di berbagai media sosial.
Tidak lama setelah video tersebut menjadi viral, akun Instagram Cak Lontong langsung mendapatkan sorotan dari warganet. Sejumlah dari mereka menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap kemarahan yang ditunjukkan oleh komedian tersebut.
“Koen sopo?! Nuding2 wong sing bedo pilihan (Kamu siapa nunjuk-nujuk orang yang beda pilihan). Iki (Ini) negara demokrasi cak!,” tulis salah seorang warganet.
Hati-hati sama orang Banyuwangi cak,” tulis warganet lainnya.
“Sungguh sangat disayangkan seorang publik figur, bersikap dan berkata merendahkan di kota orang. Fanatik boleh cak.. Tapi yang beradab,” timpal warganet.
Setelah ramainya komentar negatif dari warganet, pada Senin, 12 Februari 2024 pagi terpantau akun Instagram Cak Lontong digembok atau di-privat. Sehingga hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat dan mengomentari unggahannya.
Sayangnya, hingga kini masih belum ada komentar apapun dari Cak Lontong.
Meski begitu, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Chico Hakim membenarkan adanya peristiwa tersebut.
Chico menyebut, saat itu Cak Lontong marah dikarenakan ada pendukung paslon lain yang masuk ke kampanye akbar Ganjar-Mahfud di Banyuwangi.
“Saya melihat ini ada luapan agak marah. Tapi itu ada sebab,” ujar Chico, Sabtu (10/2/2024), melansir dari Kompas.com.
Sebabnya, menurut dia, hal tersebut bukan kali pertama kampanye akbar Ganjar-Mahfud terganggu dengan kelompok pendukung paslon lain.
“Harapan kami, ramaikanlah kampanye masing-masing dan jangan mengganggu acara kampanye orang,” kata dia.
Ia menilai, tindakan yang dilakukan oleh kelompok pendukung paslon lain itu merupakan sebuah aksi provokasi.
“Mereka beruntung, bahwa massa pendukung kami adalah massa-massa yang menjunjung tinggi adab, kita mempunyai etika,” ungkapnya.
“Kalau ini terjadi di tempat lain, akan dihakimi oleh massa, tapi sama sekali tidak terjadi di acara-acara kami,” lanjutnya.
Lantas, seperti apa profil dan biodata Cak Lontong?
Melansir dari Wikipedia, Lies Hartono atau dikenal dengan nama Cak Lontong lahir 7 Oktober 1970.
Ia adalah pelawak berkebangsaan Indonesia. Ia terkenal dengan lawakan yang lucu dan mengena tanpa menjelek-jelekkan dan merendahkan pihak lain.
Lawakannya sederhana dan disampaikan dengan bahasa baku terstruktur, namun mengandung logika absurd yang menantang pendengar untuk berpikir.
Cak Lontong juga terkenal sebagai ahli silogisme dan kadang suka menyelipkan peribahasa ciptaannya. Dia membawa angin baru bagi dunia lawak Indonesia.
Sebagai komedian, Cak Lontong serbabisa dengan segala situasi, baik dalam lawakan berkelompok, maupun tampil tunggal. Ia memulai kariernya dengan grup lawak Ludruk Cap Toegoe di Surabaya.
Insinyur alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini terkenal setelah menjadi bintang di Republik BBM asuhan Effendi Ghazali, tampil reguler di stand up comedian (komika) di Stand Up Comedy Show, Metro TV, dan panelis di Indonesia Lawak Klub, Trans 7.
Tahun 2017, Cak Lontong menerima penghargaan di bidang seni-budaya dari alma maternya, ITS, bersama dengan penganugerahan gelar honoris causa bagi Menteri KKP, Susi Pudjiastuti.
Nama Cak Lontong sebagai pelawak sudah punya karakter tersendiri. Kekhasan itulah yang membuat ia berbeda dengan pelawak lainnya, seperti mengucapkan salam lemper sebagai kata pembuka sebelum melawak. Selama ini Cak Lontong dikenal sebagai pelawak yang jago plesetan dan anekdot.
Ia dituntut untuk cerdas, rada nyinyir, bisa menganalisis, dan mampu menawarkan solusi dari setiap topik yang diangkat.
Ia pun juga menjelaskan jika seorang komika menyalahkan penonton, itu bukan komika sejati, tetapi komika yang manja. Padahal tugas komika adalah menghibur penonton.
Jika komika tidak bisa menghibur penonton, maka tugas komika gagal. Bukan penonton yang disalahkan, karena kegagalan si komika. Justru si komika yang tidak mampu memahami suasana.
Cak Lontong mengakui bahwa saat ini banyak komika yang menggunakan materi yang berkaitan dengan kritik sosial dan SARA.
Meskipun demikian, menurutnya, tidak semua materi harus menyakiti perasaan orang karena tugas seorang komika adalah untuk menghibur banyak orang.
Untuk menghindari materi yang kontroversial, Cak Lontong selalu mencari materi dari premis-premis sederhana, baik dari sebuah kata atau istilah, seperti sabar, takut, mikir, dan gaptek.
Nama panggilan "Lontong" yang digunakan oleh Cak Lontong berasal dari pengalaman masa kecilnya, di mana ia memiliki postur tubuh yang kurus dan tinggi seperti lontong.
Oleh teman-teman dan keluarganya, ia dipanggil dengan julukan tersebut. Sedangkan kata "Cak" adalah panggilan umum untuk lelaki di Jawa Timur.
Kariernya terus berkembang di dunia hiburan, tidak hanya tampil di layar kaca dan panggung, tetapi juga berperan sebagai figuran dalam film komedi layar lebar seperti Comic 8.
Meskipun ia sebelumnya mendapatkan tawaran peran film, Cak Lontong memilih untuk berakting dalam Comic 8 sebagai upaya untuk meramaikan dunia film komedi. Film ini sukses dengan jumlah penonton yang banyak dan mendapatkan apresiasi.
Cak Lontong menegaskan bahwa dengan perkembangan komedi yang berasal dari stand-up comedy, sekarang masyarakat memiliki lebih banyak pilihan film komedi, tidak hanya yang berkaitan dengan horor atau seks.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]