"Gap [ketiga orang] itu dengan kandidat lainnya itu jauh sekali. Jadi melihat data itu cukup sulit bagi nama-nama di luar dari tiga nama tersebut untuk berkontestasi secara elektoral," kata Arya.
"Jadi kenapa ini berpotensial dua putaran karena saat ini muncul tiga kekuatan utama yang potensial akan menjadi atau menarik koalisi," sambungnya.
Baca Juga:
Pemohon Uji Materi UU Pemilu Desak Percepatan Pelantikan Presiden Terpilih
Sementara itu dalam forum yang sama, Indo Riset melakukan simulasi dua pasangan yang akan masuk ke dalam putaran dua.
Simulasi pertama menyebut jika yang masuk ke dalam putaran kedua adalah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, Anies berpotensi unggul dibandingkan Ganjar.
"Anies mendapatkan suara 45,6 persen, sementara Ganjar mendapatkan suara 41,9 persen," ucap Direktur Indo Riset Roki Arbi.
Baca Juga:
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo-Gibran, tetapi Rakyat Lebih Percaya Mereka
Namun, bila yang masuk dalam putaran kedua Anies dan Prabowo. Anies dan Prabowo akan bersaing ketat dengan masing-masing mendapatkan 43,5 persen dan 43,9 persen.
"Bila yang masuk dalam putaran kedua Ganjar dan Prabowo, keduanya akan bersaing ketat, Ganjar mendapatkan 43,6 persen dan Prabowo mendapatkan 45,4 persen," kata Roki.
Indo Riset menggunakan metode multi-stage random sampling dengan proporsi jenis kelamin laki-laki dan perempuan (50:50). Survei ini dilakukan di 34 provinsi dengan proses wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur sepanjang 11-17 April 2022.