WahanaNews.co | Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) memastikan jelang usia ke-61 tahun, Pemuda Pancasila telah mentransformasikan diri menjadi organisasi kemasyarakatan yang semakin disegani.
Baca Juga:
Banjir Landa Kota Binjai, Sejumlah TPS Ditunda Untuk Melakukan Pemungutan Suara
Utamanya dalam etos kerja dan keteguhan komitmen mengawal kedudukan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.
Bamsoet mengatakan, seiring perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Pancasila telah mengalami pasang surut dalam pusaran dinamika zaman, melampaui berbagai dimensi perubahan sosial, dan melewati berbagai ujian kebangsaan.
Baca Juga:
Aktivis Alumni Mahasiswa Jakarta Raya Dukung Al Haris - Sani di Pilgub Jambi 2024
"Namun satu hal yang pasti, dalam situasi dan kondisi apa pun, Pemuda Pancasila akan selalu berdiri tegak di garda terdepan sebagai patriot pembela Pancasila," ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Majelis Pimpinan Wilayah Kalimantan Timur Pemuda Pancasila secara virtual, Kamis malam (15/10).
Mantan ketua DPR itu menjelaskan bahwa dalam berbagai wacana di ruang publik, telah banyak didapati referensi dan rujukan yang mengungkap betapa besar potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan total wilayah perairan seluas 5,8 juta kilometer persegi, potensi sumber daya alam bahari yang dimiliki bangsa ini sangat berlimpah.
"Badan Pangan Dunia (FAO) memperkirakan potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia sebesar 12,54 juta ton per tahun.
Belum lagi kekayaan alam non-hayati yang kita miliki, seperti aneka bahan tambang yang terhampar di seluruh wilayah Nusantara," jelas legislator Partai Golkar itu.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu berlimpah, ditambah posisi geografis Indonesia yang strategis di antara dua benua dan dua samudra, menjadikan negara ini sebagai 'center of gravity' perdagangan dunia.
Di mana lebih dari 80 persen perdagangan dunia dilaksanakan melalui laut dan 40 persen di antaranya melalui perairan Indonesia.
Di satu sisi, kekayaan alam dan posisi strategis tersebut adalah karunia Tuhan yang patut kita syukuri. Di sisi lain, kondisi tersebut menempatkan kita dalam posisi rawan dari pengaruh dan infiltrasi asing,"katanya mengingatkan.
Saat ini, lanjutnya, dinamika lingkungan strategis global diwarnai kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar, yang telah menempatkan Indonesia pada pusat kepentingan global.
Jika tidak siap dan waspada maka bangsa ini dapat saja tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batas dan waktu. Ungkapnya kepada wartawan. (JP)