“Karena kami juga mendapatkan informasi-informasi bahwa ada kesulitan dari Timsus untuk bisa bekerja dengan baik,” terang Kapolri.
“Kemudian saya dalami, memang saya mendapatkan informasi bahwa ada upaya untuk menghalang-menghalangi, mengintimidasi, bahkan membuat cerita-cerita di luar yang dilakukan untuk memperkuat skenario yang bersangkutan ke banyak orang lah, kepada orang-orang yang dianggap memiliki pengaruh,” tutur jenderal lulusan Akademi Kepolisian 1991 ini.
Baca Juga:
Dua Pria Berasil diringkus Sat Narkoba Polres Simalungun dengan 17,93 Gram Sahbu
Bukan hanya itu, sambung Kapolri, penyidik ketika itu juga merasa takut untuk menangani kasus tewas Brigadir J.
“Penyidik pun saat itu sempat takut, karena ada bahasa-bahasa bahwa mereka semua nanti akan berhadapan dengan yang bersangkutan (Ferdy Sambo). Sehingga dari situ kita putuskan, 25 orang ya, pada saat itu termasuk yang bersangkutan, untuk kita mutasi, demosi, dan kita ganti dengan pejabat yang baru,” ucap Kapolri.
Pencopotan sejumlah pejabat Polri yang terlibat dalam kasus Sambo itu kemudian berimbas pada terungkapnya selubung misteri kematian Brigadir Yosua.
Baca Juga:
Prabowo Resmikan Groundbreaking 18 Gudang Polri dan Gudang Dryer Jagung
“Alhamdullillah, begitu kita ganti saat itu, proses mulai berjalan lancar, mulai terbuka. Kemudian kejanggalan- kejanggalan yang pada saat itu kita dapat, itu mulai bisa terjawab. Utamanya memang saat itu kita mulai start dari masalah perkenaan atau pun temuan balistik di TKP yang berbeda dengan apa yang disampaikan,” tutur Kapolri. [qnt]