WahanaNews.co | Menanggapi hasil survei terbaru dari Indikator Politik yang menempatkan elektabilitas Anies Baswedan di posisi ketiga, di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menyatakan pandangannya.
Menurutnya, penurunan elektabilitas Anies mungkin disebabkan oleh belum terlihatnya dukungan suara dari pemilih Partai Nasdem dan Partai Demokrat, yang merupakan partai pengusungnya.
Baca Juga:
Survei: Mayoritas Warga Merasa Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024
Dedi menjelaskan bahwa pemilih dari Partai Nasdem dan Partai Demokrat mungkin belum mengemukakan pendapat mereka mengenai pilihan mereka untuk Anies, yang menjadi alasan mengapa elektabilitas Anies terkesan stagnan.
Dia juga menegaskan bahwa satu-satunya partai politik yang memiliki basis massa pemilih yang solid untuk Anies adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, ia mengakui bahwa elektabilitas PKS sulit ditebak karena seringkali hasil pemilihan dan survei yang berbeda di berbagai kontestasi, seperti di DKI dan Jabar.
Dalam perbandingan, Dedi menyatakan bahwa Prabowo dan Ganjar didukung oleh partai-partai besar yang memiliki basis massa yang loyal, sehingga pemilih dari partai-partai tersebut dapat diarahkan secara langsung.
Baca Juga:
Survei Indikator Politik: 63,4% Responden Tak Setuju Kemenangan Prabowo-Gibran Dibatalkan
Dengan demikian, situasi politik saat ini menunjukkan bahwa Anies mendapatkan dukungan dari partai yang belum menunjukkan kekuatan massa loyal, sedangkan Prabowo dan Ganjar mendapatkan dukungan dari partai-partai besar yang memiliki basis massa yang kuat.
Dalam situasi politik saat ini, Dedi menyatakan bahwa Anies masih berada dalam proses membangun elektabilitas pribadi tanpa dukungan basis pemilih partai yang setia. Meskipun begitu, ia melihat bahwa Anies masih memiliki peluang untuk menyalip dua bacapres lainnya.
Dedi menekankan bahwa elektabilitas calon presiden saat ini masih dalam dinamika yang berubah-ubah. Belum bisa disimpulkan apakah ada yang mengalami stagnasi atau peningkatan elektabilitas. Dia menyatakan bahwa ketiga tokoh potensial tersebut masih memiliki peluang untuk saling bersaing dan mengalami perubahan elektabilitas.
Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa Prabowo Subianto saat ini memiliki keunggulan tipis atas Ganjar Pranowo dalam beberapa simulasi yang dilakukan pada Juni 2023. Prabowo mendapatkan elektabilitas 31,6 persen sedangkan Ganjar mendapatkan 31,4 persen.
Namun, dalam persaingan yang ketat tersebut, Anies Baswedan tertinggal cukup jauh di urutan ketiga dengan elektabilitas 17,6 persen. Di urutan berikutnya, terdapat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dengan elektabilitas 4 persen, Erick Thohir 1 persen, dan Mahfud MD 0,8 persen. [eta]