Bukan seperti saat ini, yakni ketika Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi Ketua Umum seperti membalikkan telapak tangan alias secepat kilat
tanpa proses.
"Ada kejanggalan ketika anak muda
ini memimpin partai pada kongres yang hanya terjadi 4 jam. Apa kejanggalannya? Kalaulah tujuannya menjadikan putra
mahkota sebagai Ketua Umum,
kenapa nggak Ibas saja? Sudah
berpengalaman. Dia anggota
parlemen, sekjen partai, berpengalaman jadi Ketua Fraksi juga. Yang saya tahu dan alami, dia masih memiliki budaya
egaliter, memahami politik praktis dan politik kebangsaan," kata dia.
Baca Juga:
Pemfitnahan, Marzuki Alie Laporkan AHY ke Bareskrim
Maka dari itu, tekan dia, wajar
apabila ada beberapa kader yang ingin melakukan pergantian Ketua Umum.
Tujuannya adalah untuk kebaikan partai
supaya lebih moncer dan berjaya lagi.
Kemudian, tegas dia, reaksi AHY
mengenai pertemuan sejumlah kader dan mantan kader Demokrat dengan Moeldoko
untuk melengserkannya dari
jabatan Ketua Umum, itu semata-mata
merupakan cermin dari sebuah kepanikan.
Baca Juga:
SBY Yakin Jokowi Tak Tahu Ulah Moeldoko di Kasus Demokrat
Padahal, pertemuan
itu sendiri
sebenarnya untuk membahas penanganan bencana.
"Ya, kalau
pemimpin rapuh, terus panik. Ya wajarlah orang mau mengganti pemimpinnya. Karena mereka takut, kondisi partai hari ini tidak lolos parlementary treshold," kata dia. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.