WahanaNews.co, Jakarta - Dari tiga calon wakil presiden yang sudah diangkat ke permukaan, elektabilitas Anies Baswedan masih berada di bawah elektabilitas Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Elektabilitas Anies cenderung terus mengalami penurunan. Konon, ada upaya-upaya yang dilakukan untuk menggagalkan ambisinya menjadi calon wakil presiden.
Baca Juga:
Prabowo Tampil Berwibawa di Mata Dunia, Anies: Lawatan Internasional Sangat Produktif!
Namun, Anies Baswedan tidak merasa khawatir dengan hal tersebut.
Bakal calon presiden yang berasal dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP), Anies Baswedan, memberikan tanggapannya terhadap isu penjegalan yang berkembang dalam konteks pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Menurutnya, usaha untuk menghadapi tantangan seperti ini adalah hal yang biasa dalam dunia politik.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini membandingkannya dengan situasi di dunia bisnis, di mana berbagai pelaku berusaha saling bersaing dan terkadang menghalangi satu sama lain untuk memenangkan pelanggan dan menguji daya saing.
"Ya itulah sebuah kompetisi, Alfamart sama Indomaret saja kompetisi begitu kok, saling coba menahan, menghentikan," kata Anies dalam acara talkshow di Pos Bloc, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023).
Anies lantas mengatakan, tidak bisa seorang politikus berharap lawannya menghentikan usaha penjegalan.
Anies juga mengaku tak pernah berkeluh kesah terhadap isu tersebut dan tak pernah merasa dijegal.
"Saya tidak pernah merasa itu dianggap jegal. Justru saya merasa inilah bukti bahwa apa yang kita kerjakan Insya Allah akan mendapatkan simpati dan kepercayaan dari masyarakat," ujarnya.
Sebelumnya, berita mengenai upaya penjegalan terhadap Anies agar tidak berhasil maju sebagai calon presiden pada 2024 cukup banyak dibicarakan oleh Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP).
Informasi ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya. Menurutnya, isu penjegalan dibahas dalam sebuah pertemuan yang melibatkan tiga kepala partai dari Koalisi Perubahan, yakni Demokrat, Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Riefky menjelaskan bahwa dalam pertemuan di pulau pribadi Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu hadir.
Dalam pertemuan tersebut, diskusi mengenai kemungkinan penguasa untuk menghalangi langkah Anies dalam Pilpres 2024 diangkat.
"Ada indikasi bahwa penguasa mungkin akan menggunakan segala cara untuk menghentikan perjalanan calon presiden Anies Rasyid Baswedan," ujar Riefky, mengutip Wartakota Live, Rabu (16/8/2023).
Riefky juga mengungkapkan bahwa ada dugaan upaya untuk mengganggu tiga partai yang saat ini memberikan dukungan kepada Anies, dengan segala cara dan sumber daya yang mereka miliki.
Walaupun begitu, Riefky menekankan bahwa Koalisi Perubahan untuk Persatuan tetap bersatu dan kompak dalam upayanya untuk mendukung Anies dalam Pilpres 2024.
Cenderung Menurun
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA belum lama ini merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas bakal calon presiden untuk pemilihan presiden 2024.
Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memiliki elektabilitas tertinggi sejauh ini, yakni 38,2 persen.
Kemudian disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (35,3 persen) dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (18,4 persen).
“Sebesar 8,1 persen menyatakan belum memutuskan, rahasia, tidak tahu atau tidak menjawab,” kata peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam konferensi pers, Senin (14/8/2023).
Dipantau sejak Januari 2023, lanjut Ardian, elektabilitas Prabowo yang paling menanjak.
Elektabilitas Prabowo sebesar 25,4 persen pada Januari 2023, lalu naik menjadi 33,9 persen pada Mei. Kemudian pada Juni naik menjadi 34,3 persen dan bulan Juli menjadi 38,2 persen.
Sementara itu, elektabilitas Ganjar naik-turun, masing-masing pada Januari (37,8 persen), Mei (31,9 persen), Juni (32,7 persen), dan Juli (35,3 persen).
Kemudian elektabilitas Anies, pada Januari (22,1 persen), Mei (20,8 persen), Juni (22,1 persen), dan Juli (18,4 persen).
“Elektabilitas Prabowo menanjak, Ganjar turun-naik, Anies stagnan bahkan cenderung turun,” tutur Ardian.
Adapun survei terbaru pada Agustus 2023 ini menggunakan metodologi multi-stage random sampling dengan 1.200 responden.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner, pada 3 hingga 15 Juli 2023. Margin of error lebih kurang 2,9 persen.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]