WahanaNews.co | Seorang anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), terbawa emosi saat rapat
dengar pendapat dengan Koalisi Organisasi Profesi Kesehatan Sikka, Senin
(11/7/2021).
Anggota
Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) bernama Frans Sinde itu marah-marah hingga
membuka bajunya.
Baca Juga:
Gara-Gara Jaringan Internet, Puluhan Siswa SD di Doreng Jalani ANBK di Pusat Kota Maumere
Pada
rapat itu, perwakilan Koalisi Organisasi Profesi Kesehatan Sikka menyampaikan
pernyataan sikap terkait anggota DPRD yang menyebut tenaga kesehatan dan dokter
menjadikan Covid-19 sebagai proyek.
Setelah
itu, pimpinan rapat membuka ruang dialog antara tenaga kesehatan (nakes) yang
hadir dengan DPRD.
Rapat
itu pun mendadak ricuh saat pimpinan rapat mengetuk palu untuk menutup rapat.
Baca Juga:
Sikka Tak Dapat Jatah Dana Infrastruktur Jalan Tahun 2023
Frans
Sinde tiba-tiba berdiri dan marah-marah.
Ia
tidak terima pimpinan DPRD mengakhiri rapat tersebut, karena dirinya sedang
berbicara.
Apalagi,
menurut Frans, belum ada kesepakatan antara para nakes dan DPRD.
Ia pun
keluar dari kursinya, lalu berteriak sambil mengangkat tangannya.
Bahkan,
ia sampai membuka bajunya.
Anggota
DPRD yang lain kemudian berdiri dan berusaha menenangkan Frans.
Setelah
10 menit berlalu, ia pun tenang dan diantar ke luar ruangan.
Minta Maaf
Ketua
Fraksi PAN di DPRD Sikka, Philipus Fransiskus, menyampaikan permintaan maaf atas kericuhan yang terjadi.
Philipus
mengaku sudah membicarakan mengenai insiden itu dengan Fraksi PAN di Kabupaten
Sikka dan Provinsi NTT.
Menurut
Philipus, anggotanya memang bertindak di luar kendali dan tanpa disengaja.
"Kami
sadar betul, posisi kami adalah anggota DPRD, ada tuntutan etika yang harus
kami jalankan. Karena itu, dengan kesadaran penuh, dengan kerendahan hati
secara terbuka, saya atas nama Ketua Fraksi, ketua partai, bertanggung jawab
penuh untuk meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sikka," kata
Philipus kepada wartawan di Gedung DPRD Sikka, Rabu (14/7/2021). [qnt]