WahanaNews.co | Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo bicara blak-blakan mengungkap indikasi penyusupan paham komunis ke dalam tubuh TNI.
Gatot bahkan menyebut sampai saat ini paham komunis dan PKI masih ada meski selalu dibantah oleh berbagai pihak.
Baca Juga:
Jokowi Bersihkan Nama Soekarno dari G30S PKI
Gatot menyampaikan hal tersebut lewat acara webinar yang berjudul 'TNI Vs PKI' pada Minggu (26/9) kemarin. Awalnya Gatot menceritakan terkait sejarah pemberontakan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia.
Dia menyebut pemberontakan PKI sebetulnya sudah dimulai pada 1948 atau tiga tahun setelah Indonesia merdeka. Dia menyebut di usia Indonesia yang semuda itu, PKI di Madiun sudah berupaya mengambil alih Indonesia.
"Bayangkan bagaimana suasana kebangsaan kita tahun 1948, negara masih dalam usia sangat belia, terjadi mega politik sangat tinggi, dan hadapi agresi militer Belanda, peluang ini dimanfaatkan (PKI) untuk kudeta pada tahun 1948. Disertai tiga ciri khas, menculik, menganiaya terhadap warga sipil, polisi dan ulama. Tapi melalui suatu operasi militer terutama pasukan Siliwangi, pada akhir November 1948, pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas," kata Gatot.
Baca Juga:
PKI Bunuh Gubernur Jatim di Ngawi
Kemudian Gatot Nurmantyo menyebut, setelah ditumpas, PKI ternyata muncul kembali pada Pemilu 1955. Dia menyebut kala itu PKI menjadi partai terbesar kedua setelah PNI.
Upaya pemberontakan PKI, kata dia, menjadi yang terbesar pada peristiwa G30SPKI. Dia menyebut saat itu ada 7 pahlawan revolusi yang gugur akibat peristiwa tersebut.
"Pengkhianatan terbesar PKI adalah peristiwa G30SPKI yang berujung gugurnya 7 pahlawan revolusi, tentu bukan hanya tentara, tidak sedikit korban jatuh akibat kekejaman PKI dari kalangan masyarakat terutama para ulama, tapi alhamdulillah dengan pemerintahan Jenderal TNI Soeharto, saat itu
Pangkostrad, dibantu oleh Letjen TNI Sarwo Edhie Wibowo pada saat itu Komandan Resimen Parako, dibantu KKO, para ulama, serta ormas, para pemuda, terutama HMI, serta rakyat, upaya jahat PKI bisa ditumpas habis," ucapnya.
Atas beberapa sejarah itu, Gatot lantas menyinggung terkait masih ada-tidaknya PKI saat ini. Dia menegaskan komunisme saat ini di Indonesia masih ada meski selalu dibantah berbagai pihak.
"Pertanyaan tadi yang sangat ditunggu, masih adakah komunisme? Jawabannya jelas masih ada, dan terhadap apa yang saya sampaikan tentang PKI tentu selalu ada yang membantah dengan berbagai cara dan pendekatan, bagi saya itu sah-sah aja di negara demokrasi. Menghadapi komunis hari ini, sangat benar bahwa PKI sebagai organisasi sudah dibubarkan, benar pula hari ini ideologi komunis sudah tidak laku di dunia, tetapi pengalaman di Indonesia merupakan fakta yang tak terbantahkan bahwa PKI dengan serta-merta mudah saja melakukan pemberontakan," ujarnya.
Gatot lantas memberikan bukti-bukti masih adanya PKI di Indonesia lewat insiden perusakan museum Kostrad. Dia menyebut dalam museum tersebut terdapat sejumlah bukti peristiwa penumpasan komunisme, seperti patung yang dihilangkan.
"Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu, di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G30SPKI di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO," tuturnya
"Ini tunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus akui, dalam menghadapi pemberontakan G30SPKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus yang dulu Resimen Para Komando dan Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO jelas akan dihapuskan dan (tiga) patung itu sekarang tidak ada, sudah bersih," lanjutnya. [rin]