WahanaNews.co | Iklim politik mulai menghangat pada tahun ini, meski perhelatan Pilpres baru akan digelar tahun 2024 mendatang.
Bahkan tak jarang juga belakangan ini ditemui adanya kampanye hitam atau black campaign pada tokoh kuat yang potensial maju dalam Pilpres.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Salah satu yang mendapatkan serangan berita hoaks tersebut adalah Prabowo Subianto. Belakangan ini, muncul pesan berantai berisi kabar bohong yang menyebutkan bahwa Prabowo mundur dari kabinet dan dari pencalonan sebagai presiden 2024 dan kabar kebohongan ini beredar di beberapa sosial media, YouTube, Facebook, dan WhatsApp.
Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif mengatakan bahwa tokoh yang kuat seperti Prabowo Subianto, memang rawan diterpa hoaks dan black campaign.
Tentunya, kata Arif, menyerang sosok tertentu dengan berita hoaks dan kampanye hitam adalah cara tak beretika.
Baca Juga:
Disaksikan Presiden Prabowo, PLN Perkuat Kolaborasi Global Bersama China untuk Swasembada Energi di Indonesia
"Namun cara politik demikian tentu tidak etis dan menabrak norma demokrasi," ka Arif dalam keterangan persnya yang diterima awak media Sabtu, (15/10/2022).
Dia juga mengatakan mengapa Prabowo menerima serangan berita hoaks dan kampanye hitam tersebut.
Menurutnya, Prabowo salah satu kandidat bakal calon Presiden yang kuat di tahun 2024 mendatang.
"Prabowo, adalah tokoh potensial dan memiliki peluang besar untuk menang. Hoaks yang ditujukan Prabowo pun berpotensi malah menjadi bumerang bagi yang membuat," ujar Arif.
Arief menilai justru mendiskreditkan lawan dengan cara-cara yang tidak beretika itu akan berbalim menjadi keuntungan pihak yang diserang.
Prabowo, menurutnya justru akan menjadi sosok yang dicintai rakyat. "Namun itu bisa jadi bumerang karena boleh jadi itu justru membuat Prabowo makin di cintai rakyat dan membuat elektabilitasnya makin moncer," ujarnya. [JP]